Advertisement
Militer Nepal Janji Jaga Demokrasi di Tengah Krisis Politik

Advertisement
Harianjogja.com, ISTANBUL—Militer Nepal menegaskan komitmennya untuk tetap menjunjung nilai demokrasi di tengah krisis politik yang memuncak setelah pengunduran diri Perdana Menteri KP Sharma Oli. Hal itu diutarakan Juru Bicara Militer Brigjen Raja Ram Kamis (11/9/2025).
Seperti dikutip Andolou, Pernyataan tersebut muncul setelah gelombang protes besar yang digerakkan oleh generasi muda atau Gen Z berhasil menggulingkan pemerintahan terpilih Perdana Menteri KP Sharma Oli.
Advertisement
Aksi protes pecah seusai pemerintah Oli melarang penggunaan platform media sosial pekan lalu. Pemerintah menuntut perusahaan multinasional penyedia layanan tersebut membuka kantor di Nepal, negara yang dikelilingi daratan itu.
Dalam waktu 24 jam sejak Senin, ketika protes melanda ibu kota Kathmandu, Oli mengundurkan diri pada Selasa. Di hari yang sama, Panglima Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel menyampaikan pidato publik, menyerukan ketenangan dan dialog sebagai jalan keluar dari kekerasan.
Tentara Nepal, lembaga keamanan, dan birokrasi sipil dalam pernyataan terpisah juga menyerukan penyelesaian damai atas krisis. Seruan itu disampaikan ketika para demonstran menyerbu parlemen, kantor kepresidenan, dan Mahkamah Agung, serta menyerang kantor dan kediaman para politisi.
BACA JUGA: iPhone 17 Mulai Dijual di Indonesia Awal Oktober 2025
Pada Selasa malam, militer dikerahkan ke seluruh negeri. Pemerintah memberlakukan larangan berkumpul dan jam malam, sementara pasukan melakukan penangkapan dan menyita senjata.
Sedikitnya 31 orang tewas sejak awal protes merebak, termasuk dua korban akibat tembakan tentara pada Kamis. Ratusan orang lainnya terluka saat pasukan menggagalkan upaya pembobolan penjara. Sekitar 15.000 narapidana dilaporkan berhasil melarikan diri.
Ram mengatakan kepada Anadolu melalui sambungan telepon bahwa fokus utama pasukan keamanan adalah menjaga ketertiban dan keamanan.
“Tujuannya adalah memfasilitasi kehidupan sehari-hari rakyat kami dan melindungi infrastruktur, termasuk gedung pemerintah,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa lembaga keamanan hanya bertugas mendukung upaya menjaga stabilitas.
Menanggapi tuntutan para pengunjuk rasa yang dipimpin generasi muda untuk membentuk pemerintahan sementara, Ram menyatakan bahwa interaksi dengan berbagai lapisan masyarakat masih berlangsung dan akan segera diselesaikan.
Sebagian besar korban dalam kekerasan terbaru di Nepal adalah kalangan muda. Sebelum mengundurkan diri, pemerintahan Oli sempat mencabut larangan penggunaan media sosial.
Ribuan warga kemudian menggelar diskusi daring pada Rabu untuk membahas calon pemimpin sementara.
Mantan Ketua Mahkamah Agung Sushila Karki menjadi salah satu tokoh yang disebut-sebut akan memimpin pembentukan pemerintahan sementara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Siap Sampaikan Isu Palestina dan Dinamika Global di Sidang Umum PBB
- Militer Nepal Janji Jaga Demokrasi di Tengah Krisis Politik
- BMKG: Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Angin 11-17 September
- Tim SAR Gabungan Temukan 4 Korban Banjir Bali di Waduk Tukad Badung
- Profil Charlie Kirk, Loyalis Donald Trump yang Tewas Ditembak
Advertisement

Terbakar di 2024, Perbaikan Pasar Trowono Gunungkidul Telan Rp515 Juta
Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot
Advertisement
Berita Populer
- Polda Sulsel Digugat Rp800 Miliar Terkait Pembakaran DPRD Kota Makassar
- Turki Sudah Peringatkan Akan Adanya Serangan Israel ke Qatar
- Banjir Bali: 9 Orang Meninggal dan 2 Hilang
- 8 Sekolah Dimintai Klarifikasi Terkait Korupsi Chromebook Nadiem
- Hamas Terus Upayakan Perdamaian, Israel Tebar Perang di Kawasan
- Pengamat Desak DPR Segera Gelar Rapat Teknis Terkait RUU Perampasan Aset
- Menkeu Pastikan Program Waste To Energy Dibiayai APBN
Advertisement
Advertisement