Advertisement
Kasus Keracunan MBG Terus Terjadi, DPR: Tidak Cukup Hanya Evaluasi
Ilustrasi Keracunan / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Gizi Nasional (BGN) diminta untuk mengubah teknis pola pembagian jatah Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan melibatkan pihak sekolah, untuk mencegah kasus keracunan yang terus terjadi dan menimpa anak-anak sekolah.
Hal ini diutarakan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris yang menambahkan BGN tidak cukup hanya mengevaluasi sistem yang berjalan. Namun juga harus mengubah sistem dengan memangkas rantai pasok pengadaan MBG sehingga makanan yang sampai ke tangan siswa adalah makanan yang segar.
Advertisement
"Dengan anggaran yang sediakan, sekolah diberi tanggung jawab untuk mengadakan MBG. Salah satu opsinya dengan metode prasmanan, sehingga makanan yang disajikan masih hangat dan fresh," kata Charles di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Dengan begitu, menurut dia, tidak ada lagi SPPG yang memproduksi massal ribuan paket dalam sehari. Sebab hampir semua kasus keracunan disebabkan oleh makanan basi yang tidak terpantau karena terlalu banyaknya produksi oleh SPPG.
"Ini juga membuktikan SPPG yang didirikan secara mendadak belum siap untuk memproduksi makanan secara massal," katanya.
Dalam menjalankan program MBG, menurut dia, pemerintah pusat juga harus melibatkan pemerintah daerah. Selanjutnya, BGN sebagai representasi pemerintah pusat perlu membuat SOP dan melakukan pengawasan untuk memastikan sistem yang dibuatnya dijalankan dengan baik oleh pemerintah daerah.
BACA JUGA:Â Pejabatnya Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Biji Kakao, Ini Tanggapan UGM
Sementara, kata dia, Dinas Kesehatan setempat bertugas memastikan kelayakan dan kebersihan dapur. Dalam memasak, sekolah bisa melibatkan orang tua murid yang sudah terbiasa masak untuk anak-anaknya.
Pada tahun depan, menurut dia, pemerintah sudah menyiapkan anggaran lebih dari Rp300 triliun untuk MBG. Dengan rantai pasok yang pendek karena pengadaan dilakukan di sekolah, pemerintah justru bisa lebih menghemat anggaran.
"Karena tidak ada lagi biaya pengemasan karena makanan disajikan prasmanan, dan siswa penerima manfaat lebih terhindar dari potensi keracunan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Program Mas Jos Turunkan Sampah Mantrijeron Jogja hingga 3 Ton
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Trump Akui Perintah Serangan, Iran Seret AS-Israel ke PBB
- Taklukkan Asuka, Gregoria Amankan Tiket Semifinal
- Rusa Timor Viral di Jalan Kabupaten Ternyata Milik Ponpes
- Respati Tegaskan Pemkot Solo Tak Campuri Suksesi Keraton
- Gran Max Dongkrak Penjualan Daihatsu Oktober 2025
- Dua WNA Uzbekistan Jadi PSK Online, Ini Motifnya
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo Hari Ini, Sabtu 15 November 2025
Advertisement
Advertisement




