Advertisement
Libur Panjang Waspadai Persebaran Covid-19, Ingat Protokol Kesehatan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Masyarakat diminta menghindari penularan Covid-19 saat libur panjang Hari Raya Iduladha. Hal ini diungkapkan Guru besar di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Faisal Yunus.
Selama liburan panjang, pergerakan orang biasanya meningkat dan kondisi ini dapat meningkatkan risiko penularan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Advertisement
Profesor Faisal menekankan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat dalam upaya untuk meminimalkan kemungkinan terserang Covid-19.
"Sama seperti yang lalu, jadi harus pakai masker, cuci tangan, menghindari kerumunan, kemudian tidak makan minum bareng-bareng. HBS, hidup bersih dan sehat," kata Ketua Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Indonesia itu.
Karena Covid-19 lebih mudah menular saat orang berdekatan atau berkumpul, ia mengatakan, sebaiknya membatasi kegiatan yang melibatkan kerumunan orang saat kasus penularan COVID-19 sedang meningkat.
"Kalau ada yang batuk atau apa itu dijaga. Soalnya (virus bisa) tinggal di kulit, kehirupan kita juga kan bisa juga," katanya.
BACA JUGA: Kraton Jogja Izinkan Penggunaan Alun-Alun Selatan untuk Lokasi Salat Iduladha 2025
Prof Faisal menyampaikan, penting pula menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi cukup makanan dengan gizi seimbang serta istirahat cukup agar tidak mudah tertular penyakit.
Kepada orang-orang dengan komorbiditas, dia menganjurkan mereka untuk menjaga kesehatan dan menghindari tempat-tempat dengan risiko Covid-19.
Ia menjelaskan bahwa varian virus penyebab Covid-19 yang menyebar saat ini merupakan hasil mutasi dari varian Omicron.
Gejala infeksi varian baru virus SARS-CoV-2, menurut dia, antara lain batuk pilek yang kadang disertai sakit perut.
Dia mengemukakan perlunya pemantauan untuk menekan penyebaran varian virus tersebut. "Pemerintah ya melakukan surveillance saja. Sudah masuk Indonesia atau belum, kita kan enggak tahu. Nah untuk tahunya kan tetap ada itu PCR," katanya merujuk pada metode pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus penyebab Covid-19.
Menurut Prof. Faisal, pemerintah juga perlu mengkaji ulang efektivitas vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pada masa pandemi dalam menangkal penularan varian virus yang baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Marak Keracunan Menu MBG, Istana Bakal Beri Sanksi SPPG
- Perpres 79/2025 Tak Hanya Mengatur Soal Kenaikan Gaji ASN
- Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire, Jaringan Internet Alami Gangguan
- Akreditasi SPPG Perlu Dilakukan untuk Cegah Keracunan
- Modus Korupsi di BPR Bank Jepara Artha, Bermula dari Kredit Macet
Advertisement

Pemkab Siapkan Bonus Rp2,2 Miliar untuk Atlet Berprestasi di Gunungkidul
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Heboh Food Tray MBG Mengandung Minyak Babi, Begini Penjelasan RMI-NU
- Revisi Devisit APBN 2026 Disepakati Rp689,1 Triliun
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- DPR Soroti Asesmen Awal Program Sekolah Rakyat Kemensos
- KPK Tahan 5 Tersangka Kasus Kredit Usaha BPR Bank Jepara Artha
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
Advertisement
Advertisement