Advertisement
Alissa Wahid Ajak Perempuan Berperan Aktif Tanggulangi Terorisme

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengajak kaum perempuan berperan aktif dalam penanggulangan terorisme, karena perempuan kerap dijadikan kelompok radikal sebagai sasaran radikalisasi.
Ia menyebutkan hal itu terbukti dari banyaknya kaum perempuan yang terlibat dalam berbagai kejadian teror di Indonesia, seperti bom keluarga di Surabaya, bom Katedral Makassar, bom Sibolga, bom panci Bekasi, penyerangan Mabes Polri, dan lain-lain.
Advertisement
“Kita perlu mendorong perempuan untuk berperan aktif dalam penanggulangan terorisme, baik melalui pemahaman ideologi yang lebih moderat maupun dengan memperkuat nasionalisme,” ungkap Alissa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Kendati demikian, putri sulung mendiang Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gusdur itu mengingatkan masih menjadi tantangan besar bagi kaum perempuan untuk meningkatkan partisipasi di ruang publik, khususnya dalam penanggulangan terorisme.
Disebutkan bahwa tantangan besar dimaksud, yakni masih rentannya perempuan terpapar ideologi radikal terorisme yang disebabkan oleh dua hal. Pertama, secara fisik dan fisiologis, perempuan memiliki peran sebagai ibu yang membesarkan anak.
Perempuan cenderung memiliki ikatan emosional yang kuat, sehingga mudah dieksploitasi oleh berbagai ideologi ekstrem yang menekankan loyalitas dan militansi.
"Ketika perempuan sudah yakin dengan ideologi ini, mereka bisa lebih militan dibandingkan laki-laki," katanya.
Kedua, Alissa menuturkan masih adanya budaya atau tradisi yang menganggap perempuan tidak mampu mengambil keputusan rasional, sehingga mudah dimanipulasi membuat pelabelan terhadap perempuan semakin buruk.
BACA JUGA: BNPT Sebut Radikalisme Sudah Mengarah ke Anak dan Perempuan
Dikatakan bahwa apabila perempuan diberikan ruang untuk berkembang, memimpin dan mengambil keputusan, maka mereka bisa berkembang menjadi pribadi yang rasional serta bermanfaat untuk keluarga dan lingkungannya.
Baca juga: BNPT: Paparan radikalisme perempuan dan anak dimulai dari keluarga
Misalnya, lanjut dia, sisi loyalitas dan naluri mengasuh perempuan dikembangkan dan diarahkan untuk hal yang positif seperti mencintai Pancasila, bela negara, dan wawasan kebangsaan, maka perempuan akan mudah menginternalisasi berbagai nilai tersebut ke dalam dirinya.
Bahkan jika terus dikembangkan, Alissa berpendapat perempuan bisa mengambil peran penting dalam hal pencegahan terhadap ideologi transnasional yang mengancam kedaulatan negara.
Oleh karena itu, Alissa menegaskan perlunya kembali membumikan semangat Kartini, sosok perempuan yang berjuang untuk emansipasi perempuan di Indonesia dalam hal pendidikan dan kehidupan sosial.
Ditekankan bahwa perempuan harus berdaya, terus mengasah diri, dan beradaptasi dengan kemajuan zaman. Dalam membumikan semangat Kartini, kaum perempuan juga harus terus ditingkatkan imunitasnya dari penyebaran paham radikal terorisme.
Selama ini, ia tak menampik bahwa hambatan perempuan untuk berkembang muncul dari dalam diri sendiri. Banyak perempuan di Indonesia yang masih terbelenggu oleh tradisi yang menyebutkan bahwa tempat perempuan adalah di rumah dan laki-laki lebih unggul dalam hal kepemimpinan.
"Akibatnya, keterampilan perempuan tidak terasah, sehingga mereka kesulitan untuk berkompetisi. Tantanganya adalah kesiapan mental dan psikis perempuan itu sendiri,” ujar Alissa.
Oleh karena itu, ia menekankan agar Pemerintah memberikan fasilitas yang lebih nyata bagi perempuan, seperti mendorong pendidikan yang lebih tinggi untuk perempuan di desa dan melibatkan perempuan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrembang), mulai dari level desa hingga pemerintahan pusat.
“Pemerintah harus mendorong perempuan untuk lebih percaya diri dan terlibat dalam ruang publik,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Pembangunan Tol Jogja-Solo Segmen Prambanan-Purwomartani Sesuai Rencana, Target 2026 Sampai Gerbang Tol Kalasan
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement