Advertisement
Korban Meninggal Dunia Gempa Myanmar Capai 2.000 Orang

Advertisement
Harianjogja.com, BANGKOK—Korban meninggal dunia akibat gempa bumi bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar sudah mencapai 2.000 orang hingga Selasa (1/4/2025). Wakil Gubernur Bangkok, Tavida Kamolvej, mengatakan tim penyelamat berupaya mencari cara untuk mengakses area adanya tanda-tanda kehidupan, 3 hari setelah gempa bumi pada Jumat (28/3/2025).
Ia mengatakan mesin pemindai dan anjing pelacak telah dikerahkan, di tempat adanya tanda-tanda kehidupan terdeteksi di bawah reruntuhan gedung pencakar langit di Bangkok.
Advertisement
Adapun dia menegaskan bahwa peluang untuk bertahan hidup akan berkurang setelah 72 jam terjebak di bawah reruntuhan. "Kita harus mempercepat. Kita tidak akan berhenti bahkan setelah 72 jam," katanya dilansir Reuters dan dikutip Bisnis.com, pada Selasa..
Sementara itu, Xinhua melaporkan tim penyelamat berhasil menyelamatkan 4 orang, termasuk seorang wanita hamil dan seorang gadis dari bangunan yang runtuh di Kota Mandalay, Myanmar tengah, dekat dengan episentrum gempa.
BACA JUGA : Kebijakan WFA Buat Pergerakan Penumpang Kereta Lebih Merata
Rekaman drone di Kota Mandalay menunjukkan sebuah bangunan besar bertingkat kini tertimbun lapisan beton, tetapi beberapa kuil berlapis emas masih berdiri. Adapun, situasi di Myanmar semakin parah dengan terjadinya perang saudara, di mana junta militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada 2021.
Perwakilan tetap Komite Palang Merah Internasional di Myanmar, Arnaud de Baecque, mengatakan kondisi tersebut telah mempersulit upaya untuk menjangkau korban yang terluka dan kehilangan tempat tinggal akibat gempa bumi terbesar di negara Asia Tenggara itu dalam satu abad. "Akses ke semua korban menjadi masalah mengingat situasi konflik di Myanmar. Ada banyak masalah keamanan untuk mengakses beberapa area di garis depan khususnya," ujarnya.
Seorang korban selamat di Mandalay mengatakan bahwa setelah petugas penyelamat menariknya keluar dari reruntuhan restorannya, dia menyewa buldoser dengan uangnya sendiri untuk mencoba menemukan jasad salah satu pekerjanya dan berupaya membuat bangunan itu menjadi aman. Sementara itu, satu kelompok pemberontak mengatakan bahwa militer yang berkuasa, Junta Militer Myanmar masih melakukan serangan udara terhadap desa-desa setelah terjadinya gempa bumi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Cara Pemerintah Inggris Memperketat Penggunaan Internet untuk Anak, Bisa Ditiru
- Ditarget Presiden Perluas Jangkauan MBG hingga 20 Juta Orang Sebelum 17 Agustus, BGN Optimistis Bisa
- Trump Akan Perketat Aturan Tes Kewarganegaraan AS
- Respons PM Malaysia Anwar Ibrahim yang Dituntut Ribuan Orang untuk Mundur dari Jabatan
- Kunjungan Trump ke Skotlandia Disambut Demo Ratusan Orang
Advertisement

Posisi Indonesia Strategis untuk Mendorong Perdamaian Thailand dan Kamboja, Ini Komentar Pakar UMY
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
Advertisement
Berita Populer
- Thailand Evakuasi 60 Ribu Warganya Saat Bentrok di Perbatasan Kamboja
- Peluru Artileri Kamboja Jatuh di Laos
- 100 Ribu Anak di Gaza Hadapi Kematian Akibat Kelaparan
- Ribuan Warga Malaysia Demo Tuntut Mundur Perdana Menteri, Begini Respons Anwar Ibrahim
- Bentrok Massa Pengajian Habib Rizieq 5 Orang Terluka Senjata Tajam, GP Ansor: Kami Mengutuk Keras!
- Masyarakat Diminta Waspadai Undangan Palsu Rekrutmen Kerja PT KAI
- BMKG Minta Warga Waspadai Suhu Panas di Atas 34 Derajat Celsius
Advertisement
Advertisement