Advertisement
Banjir Bogor: Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Singgung Keberadaan BUMD Jaswita dan PTPN

Advertisement
Harianjogja.com, BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menuding peristiwa bencana hidrometeorologi atau banjir di Kabupaten dan Kota Bogor ini tidak lepas karena adanya dampak dari pembangunan tempat wisata oleh BUMD dan BUMN.
Dedi Mulyadi mengatakan berdasarkan informasi dari Bupati Kabupaten Bogor yang menyoal peristiwa banjir yang terjadi di wilayah Puncak salah satunya di sebabkan oleh BUMD PT.Jaswita.
Advertisement
BACA JUGA: Banjir Jakarta 64 RT Tergenang
"Oh iya, saya ngomong aja terus terang aja di situ kan ada Jaswita, Jaswita itu membangun sarana rekreasi di puncak berdasarkan keterangan dari Bupati Bogor tadi ada salah satu apa namanya, kubahnya atau apa namanya ya kemudian terjatuh masuk ke sungai," katanya, Selasa (4/3/2025).
Hal ini menyebabkan terjadinya penyumbatan, dan kemudian menjadi luapan air. Ia memastikan, hal ini baru berdasarkan keterangan Bupati Bogor, namun pihaknya akan melakukan penelusuran lebih lanjut.
"Tadi ketika ngomong di telepon dengan saya, nah ini yang harus segera dilihat dan dibenahi, karena hari Kamis saya bersama Menteri Lingkungan Hidup akan menginspeksi kemudian nanti mengambil keputusan-keputusan penting," jelasnya.
Dedi memastikan tidak akan pandang bulu dalam menegakan aturan, termasuk perusahaan milik daerah yang dinilai bertentangan dan berpotensi banyak merugikan masyarakat maka akan dilakukan evaluasi secara menyeluruh.
"Kalau saya sebagai gubernur kalau areal itu ternyata mengurangi daya resapan air dan menimbulkan bencana, gak ada masalah kok dievaluasi. Termasuk swasta-swasta juga harus berani evaluasi mana yang lebih didulukan, keselamatan warga atau hanya sekedar kesenangan hanya beberapa orang, keselamatan warga lebih utama dari apapun," katanya.
Pihaknya juga akan melakukan evaluasi beberapa objek wisata yang ada di wilayah alam Jawa Barat agar lebih tertata dan tidak menimbulkan kerugian di masyarakat secara luas. Termasuk di area yang bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara.
Dia mengatakan merasa aneh dengan PTPN, di mana perusahaan pelat merah ini banyak melakukan realokasi tanah dari areal perkebunan menjadi areal bangunan di Ciwidey, Puncak dan Ciater.
“Iya menurut saya PTPN-nya nanti harus diganti menjadi PT Pariwisata,” ujarnya.
Dedi memastikan pekan ini bersama Menteri Lingkungan Hidup akan meninjau kawasan Puncak sekaligus menelaah sanksi yang bisa dikenakan pada pelaku usaha di sana.
“Iya [sanksi] bisa, sangat bisa nanti tergantung rekomendasi di Kementerian Lingkungan Hidup,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Libur Lebaran 2025 untuk Anak Sekolah Dipercepat Jadi 21 Maret
- Ini Jadwal Lengkap Libur dan Cuti Bersama Lebaran 2025
- Tanggapi Maraknya PHK, Wamenaker Sebut Masih Banyak Lapangan Kerja yang Tersedia
- Jembatan Konstruksi Jalan Tol di Korea Selatan Ambruk Menimpa 10 Pekerja, 4 Orang Meninggal Dunia
- Selesai Menjalani Hukuman di Malaysia, Ratusan WNI Dipulangkan
Advertisement

Tindak Lanjut Inpres, Data Keluarga Kurang Mampu di Kulonprogo Divalidasi Ulang
Advertisement
Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial
Advertisement
Berita Populer
- SMS Penipuan Bermunculan, Kementerian Komdigi Melacak BTS Palsu
- Polres Mimika Hentikan Pendakian ke Puncak Carstensz
- Daftar 24 Daerah yang Menggelar PSU Pilkada, Hampir Semua Dilaksanakan Setelah Lebaran
- KPU Sebut Tidak Ada Perekrutan Penyelenggara PSU
- Wamenaker Dukung Pemberantasan Preman di Kawasan Industri
- Wamen PU: Penanganan Pascabanjir Bogor Harus Segera Dilakukan
- TNI Buka Rekrutmen Taruna Akmil 2025, Ini Syarat dan Link Pendaftarannya
Advertisement
Advertisement