AHY: Spartan Command Center Jadi Pusat Pemberantasan Mafia Tanah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut kehadiran Satgas Pemberantasan Mafia Tanah (Spartan) Command Center akan menjadi pusat penanganan dan pengendalian masalah pertanahan, khususnya dalam memberantas mafia tanah.
AHY mengatakan satgas ini merupakan sebuah komitmen dari Kementerian ATR/BPN untuk terus berpihak kepada masyarakat dalam membela hak tanah yang dimilikinya.
Advertisement
"Semoga Spartan Command Center, benar-benar bisa menjadi sebuah pos komando dan pengendalian untuk kita semakin fokus, semakin serius, semakin semangat, dan semakin berhasil dalam memberantas mafia tanah di seluruh Indonesia," ujar AHY dalam peluncuran Spartan Command Center di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Sabtu.
Spartan Command Center berada di bawah Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan. Menurutnya, satgas ini menjadi bagian utama dalam pemberantasan mafia tanah.
Kementerian ATR/BPN juga bekerja sama dengan jajaran kepolisian, kejaksaan, pemerintah daerah dan lainnya dalam menjalankan satgas.
"Posko ini menjadi bukti bahwa kami akan semakin serius hadir untuk menghadirkan keadilan bagi masyarakat seluruh tanah air," katanya.
AHY berharap, Spartan Command Center juga dapat menyelesaikan kasus-kasus di bidang pertanahan yang telah berlangsung hingga puluhan tahun. "Saya tentunya mendorong dan menyemangati segala pencapaian dan progres yang luar biasa sampai hari ini tidak berhenti, bahkan semakin baik.Saya ingin terus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semangat ini," ucap AHY.
Di masa transisi pemerintahan saat ini, AHY menyampaikan bahwa Kementerian ATR/BPN tetap fokus pada tugas pokok di lapangan termasuk melanjutkan Reforma Agraria dan menghadirkan iklim investasi yang semakin baik dengan menghadirkan kepastian hukum atas tanah di berbagai pelosok tanah air.
Hal ini dibuktikan dengan mengungkap dua kasus mafia tanah dengan potensi kerugian negara dan masyarakat lebih dari Rp3,6 triliun di Jawa Barat, Jumat (18/10). "Alhamdulillah di penghujung masa pengabdian ini bisa bukan hanya terungkap, tapi juga bisa benar-benar dijelaskan kepada publik bahwa kasus mafia tanah di Bandung khususnya Dago Elos, bisa kita selesaikan," kata AHY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Korupsi Dana Bantuan Kesehatan, Eks Kepala Puskesmas di Purbalingga Dihukum 1 Tahun Penjara
- Perang Ukraina Vs Rusia, AS Bakal Hapus Utang Ukraina US$4,65 Miliar
- Ini Lima Nama Pimpinan KPK Periode 2024-2029 yang Ditetapkan DPR
- Resmi! Lima Anggota Dewas KPK Ditetapkan DPR, Ini Daftarnya
- Musim Hujan Tiba, Masyarakat Diminta Waspada Ancaman Demam Berdarah
- Seniman Keluhkan Mahalnya Sewa Panggung Seni, Fadhli Zon Bilang Begini
- Pakar Hukum Sebut Penegak Hukum Harus Kejar hingga Tuntas Pejabat yang Terlibat Judi Online
Advertisement
Advertisement