Advertisement

Kiai Tebuireng: Warga NU Harus Merawat Semangat Juang Hasyim Asy'ari

Newswire
Minggu, 29 September 2024 - 17:47 WIB
Sunartono
Kiai Tebuireng: Warga NU Harus Merawat Semangat Juang Hasyim Asy'ari Tiga kiai pendiri NU, KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahab Chasbullah dan KH Bisri Syansuri. Istimewa NU

Advertisement

Harianjogja.com, SURABAYA—Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), menyatakan pendiri NU Hadratussyaik KH M Hasyim Asy'ari mengobarkan api semangat juang yang layak diteruskan dan dikembangkan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia.

"Bila dicermati pemikiran dan langkah perjuangan Kiai Hasyim Asy'ari, sesungguhnya lebih maju dan melampaui zaman bagi kalangan santri. Karena itu, kita bertanggung jawab untuk terus merawat dan selalu mengobarkan semangat juang itu," katanya dilansir Antara Minggu (29/9/2024).

Advertisement

Dalam Halaqoh Pemikiran Hadratussyaik KH. M. Hasyim Asyari yang diadakan Ikapete (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng) Jatim di Gedung Monumen Resolusi Jihad NU, Surabaya (28/9), Gus Kikin menjelaskan dampak dari fatwa jihad untuk perang sabil juga cukup dahsyat sehingga pemenang Perang Dunia II justru kehilangan jenderal.

BACA JUGA : Tok! Tim Komunikasi Politik NU Sleman Sepakat Dukung Kustini-Sukamto di Pilkada 2024

Halaqoh yang dihadiri Rais Syuriah PCNU Surabaya KH Ahmad Zulhilmi Ghazali, KH Abdul Hari (Wakil Rais) dan KH Achmad Saiful Chalim (Katib Syuriah PCNU Surabaya) itu juga menampilkan pembicara Riadi Ngasiran (Sejarahwan NU), Dirintelkam Polda Jatim Kombes Pol Nanang Juni Mawanto, dan Fahrul Muzaqqi (Fisipol Unair).

Menurut Riadi Ngasiran, Fatwa Djihad Kiai Hasyim Asy’ari (17 September 1945), yang ditujukan kepada masyarakat luas, terutama kaum santri dan umat Islam itu diperkuat dengan keputusan PBNU yang mengeluarkan peringatan untuk pemerintah pada saat itu, yakni Resolusi Djihad NU di Surabaya (22 Oktober 1945).

"Pada saat perang dan kondisi belum aman, masa Revolusi Fisik 1945-1945, NU telah mengeluarkan Resolusi Djihad NU di Purwokerto (hasil Muktamar NU pada tanggal 26-29 Maret 1946). Semua itu menjadi bukti andil nyata umat Islam atau Nahdlatul Ulama bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia," katanya.

Dalam halaqoh yang juga dihadiri H Roisuddin Bakri (Ketua Ikapete Jatim) dan H Moch Saiful Bachri (pengurus Ikapete yang juga Wakil Sekretaris PCNU Surabaya) itu, Riadi Ngasiran yang juga penulis buku "Perang Sabil di Surabaya, Resolusi Jihad NU 1945" itu mengingatkan, pentingnya nilai juang yang dikobarkan pendiri NU bagi generasi muda.

"Keputusan agama dan politik NU (Fatwa Jihad Kiai M Hasyim Asy’ari tanggal 17 September 1945 dan Resoloesi Jihad NU tanggal 22 Oktober 1945) itu memperoleh dukungan besar dari organisasi keagamaan di Indonesia, seperti Rakyat Muslimin Kebumen yang mengeluarkan mosi agar umat Islam bersungguh-sungguh mempertahankan Republik Indonesia," katanya.

Selain itu, pada tanggal 7-8 November 1945, Umat Islam Indonesia juga menyelenggarakan Muktamar Islam Indonesia di Yogyakarta. Muktamar Islam Indonesia itu menyerukan seluruh umat Islam Indonesia untuk memperkuat persiapan untuk berjihad fi Sabilillah.

Sementara itu, Ketua Yayasan Insan Keturunan Sagipoddin (IKSA) HA Wachid Zein dalam Maulid Nabi dan Haul Mbah Sagipoddin di Langgar Gipo Surabaya (29/9) menyebutkan Langgar Gipo yang dibangun H Abdul Latief Sagipoddin (Gipo) pada 1717 juga dijadikan cicitnya H Hasan Basri (Hasan Gipo) sebagai lokasi pertemuan tokoh-tokoh pergerakan di Surabaya.

BACA JUGA : Ada 2 Kader NU Maju sebagai Calon Bupati, GP Ansor Tegaskan Netral di Pilkada Bantul

"Tokoh-tokoh pejuang, seperti HOS Tjokroaminoto, Soekarno,dr Soetomo, KH Wahab Chasbullah, dan ulama lainnya sering singgah ke Langgar Gipo untuk membicarakan strategi perjuangan. Langgar Gipo ini hanya tempat kumpul, bukan rapat-rapat, jadi agenda organisasi tidak dibahas di sini, melainkan strategi perjuangan saja, jadi Langgar Gipo (bukan Langgar Hasan Gipo) juga sangat historis dan nasionalis," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dapat Hibah Pabrik Es Portabel, Pemkab Gunungkidul Masih Perlu Pastikan Suplai Listrik & Air

Gunungkidul
| Minggu, 29 September 2024, 19:47 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement