Advertisement

Promo November

Dampak RUU Pilkada 2024 Terkait Demokrasi, Ini Jawaban Sri Mulyani

Annasa Rizki Kamalina
Senin, 26 Agustus 2024 - 15:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Dampak RUU Pilkada 2024 Terkait Demokrasi, Ini Jawaban Sri Mulyani Menteri Keuangan Sri Mulyani/ Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA –Seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) bertanya kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawatisoal dampak dari Rancangan Undang-Undang atau RUU Pilkada sebagai cerminan krisis demokrasi saat ini.

Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh salah satu mahasiswa baru UI dalam acara Kuliah Perdana: Pengantar Ekonomi yang disiarkan secara daring di kanal YouTube FEB UI, Senin (26/8/2024).

Advertisement

BACA JUGA: Rektor UII : Negara Sudah Dibajak untuk Kepentingan Kelompok Tertentu

"Ibu sudah melewati banyak krisis selama karir Ibu, 98, global financial crisis 2008. Akhir-akhir ini dihadapkan krisis demokrasi adanya RUU Pilkada, apakah hal tersebut ada dampaknya untuk perekonomian Indonesia?" tanyanya.

Menanggapi hal tersebut, Sri Mulyani mengajak mahasiswa tersebut untuk berkaca dari Benua Amerika, yang dijajah oleh bangsa Portugis dan Jerman, namun hasilnya berbeda untuk setiap wilayah. Dapat terlihat dari kondisi saat ini, baik di Kanada hingga Amerika Latin.

"Kalian lihat Benua Amerika, Kanada, Amerika Latin satu daratan kan, bagaimana bisa ada benua gini di tengah maju banget di atas maju, tapi di bawah [Amerika latin] agak mundur. Amerika Latin isinya juga bekas penjajah Portugis, Jerman ada disana, how come outcome-nya berbeda?" tuturnya.

Untuk itu, Sri Mulyani menjelaskan bahwa pada dasarnya suatu negara, termasuk Indonesia, harus diurus mulai dari tata kelola dan tatanan hukumnya.

Bila tatanan hukum dan tata kelolanya sifatnya eksploitatif, maka yang terjadi sang pemenang akan mengambil segalanya atau the winner takes all. Sementara kompetisi akan dimatikan, maka yang akan terjadi adalah ekploitasi.

"Sama seperti kejadian kita penjajahan, kalau Indonesia sudah mengadopsi demokrasi, kita menghormati sistem demokrasi itu," jawabnya.

Dalam kesempatan tersebut, dirinya bercerita bahwa hari-harinya bertemu bersama partai politik, politisi, kabinet, investor, hingga mahasiswa. Namun dirinya menegaskan tidak memiliki split personality atau kepribadian ganda.

"Dalam artian, kalau ke cucu saya akan jadi nenek baik, jadi istri agak baik, jadi menteri rada amburadul, jadi pemimpin, kan ini untuk pemimpin politik juga, karena saya harus deal with politik, kacau balau, ya nanti akan kacau aja," ungkapnya.

Meski demikian, bendahara negara tersebut berpesan terhadap mahasiswa-mahasiswa UI tersebut untuk menjaga prinsip-prinsip hidup yang baik, apapun profesinya. Berawal dengan menjaga integritas diri yang tak melulu soal menjauhi korupsi, tetapi juga dari hal sederhana lainnya dengan menepati janji yang telah dibuat dan tidak menyontek.

"Jadi pesan saya ke kalian, no matter how you are, upholds itu. Karena itu adalah currency.. mata uang kalian yang sejati, dan itu akan membuat hidup kalian menurut Islam makrifat, menjadi manusia yang mempimpin diri sendiri dan dunia," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur

Bantul
| Jum'at, 22 November 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement