Advertisement
Nelayan Termasuk Kelompok Rentan Terserang Leptospirosis, Ini Penjelasan Kemenkes

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Nelayan merupakan salah satu kelompok yang rentan terkena leptospirosis, penyakit yang ditularkan oleh urine tikus. Kasus leptospirosis banyak terjadi saat banjir, karena air seni tikus dapat tercampur dengan air banjir dan menginfeksi manusia.
"Gejala mirip flu berat tapi sering ada bengkak di kaki dan tangan serta kulit yang kuning. Seringkali dikira penyakit hepatitis," ujarnya Plt Kepala Biro Humas dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat mengomentari kasus enam nelayan di Merak, Banten diduga akibat leptospirosis, Selasa (7/8/2024).
Advertisement
Dia menjelaskan bahwa ada obat untuk leptospirosis, namun apabila tidak diobati maka dapat menyebabkan kerusakan hati, sehingga berujung pada kematian. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau publik agar selalu menggunakan alas kaki saat banjir, serta memastikan bahwa rumah bersih dan bebas dari tikus.
Dikutip dari situs resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang ditemukan di air atau tanah yang terkontaminasi. Menurut mereka, risiko meningkat setelah terjadi hujan lebat, banjir, atau siklon tropis (hurricane).
Kemudian, infeksi juga dapat terjadi apabila menyentuh cairan tubuh dari binatang yang terjangkit, atau mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi urine binatang yang terinfeksi leptospirosis.
CDC menyebutkan bahwa apabila tinggal di suatu tempat atau gedung yang dihuni banyak orang yang tinggal berdempetan, maka terdapat risiko terinfeksi penyakit itu. Selain itu, sejumlah kegiatan yang dapat meningkatkan risiko infeksi, antara lain berenang atau arung jeram, berburu, berkebun, beternak, atau bekerja di klinik binatang.
Selain penyakit hati, kata CDC, penyakit itu juga dapat menyebabkan meningitis serta kesulitan bernapas. Setiap tahunnya, secara global terdapat 1 juta kasus, dengan kematian mencapai hampir 60 ribu.
Sebelumnya, Dirpolairud Polda Banten Kombes Pol Yunus Hadith Pranoto, di Serang, Minggu, mengatakan bahwa pihaknya mendapat informasi pada pukul 00.30 WIB ada enam mayat, dan satu orang dalam keadaan kritis di Kapal KM Sri Mariana. Selain itu, kata Hadith, terdapat delapan penumpang kapal yang mendapat penanganan medis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
- DPR Soroti Asesmen Awal Program Sekolah Rakyat Kemensos
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- Kasus Riza Chalid, Kejagung Kejar Aset hingga Perusahaan Afiliasi
Advertisement

Kepemilikian KTP Pink di Gunungkidul Terus Digeber
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
- Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
- 65 Ribu Warga Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
- Prakiraan BMKG, Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
Advertisement
Advertisement