Advertisement
Permintaan Seragam Sekolah Meningkat Jelang Tahun Ajaran Baru 2024/2025

Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI—Permintaan masyarakat terhadap seragam sekolah jelang tahun ajaran baru di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mulai terasa. Pemilik Toko Kedai Pramuka Yati di Boyolali, Jawa Tengah, Minggu mengatakan saat ini sudah ada permintaan 2-3 seragam/harinya.
Meski demikian, biasanya masih banyak konsumen yang menunggu kebijakan sekolah sebelum membeli seragam. "Biasanya nunggu apakah ada ketentuan baru, termasuk saya mau stok terlalu banyak juga nggak berani," katanya.
Advertisement
Ia mengatakan kebanyakan konsumen yang membeli kali ini hanya mengganti seragam yang sudah usang. Sementara itu, diakuinya, penjualan seragam sekolah sejak beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Ia mengatakan kondisi tersebut tidak hanya terjadi di tokonya tetapi juga beberapa toko lain.
Menurut dia, penurunan permintaan seragam di toko karena kebanyakan para konsumen lebih memilih membeli secara online atau daring. "Kami kalah dengan yang menerima pesanan kemudian diantar langsung ke rumah konsumen. Jadi konsumen nggak perlu ke mana-mana," katanya.
Bahkan, dulu ia mengaku sering menerima pesanan dalam partai besar dari sekolah-sekolah. Meski mengalami penurunan permintaan, dikatakannya, harga seragam sekolah yang dijualnya tidak ada kenaikan.
Ia menjual seragam untuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan. Untuk harganya dijual mulai dari Rp100.000-Rp175.000. "Tergantung kualitas kainnya. Kalau mau yang bagus harganya Rp175.000," katanya.
Pedagang seragam di pasar Suryani mengatakan hal yang sama. Menurut dia, saat ini penjualan seragam di pasar sudah kalah dengan toko daring.
"Dulu kalau pas mulai liburan sekolah sudah berani stok banyak karena permintaan juga pasti banyak. Kalau sekarang saya nggak berani stok banyak-banyak, tapi ini tetap ada yang beli satu dua orang," katanya.
Ia mengatakan penurunan permintaan sudah terjadi sejak lima tahun terakhir. Kebanyakan yang membeli saat ini orang tua siswa SD. "Biasanya yang beli orang tua yang anaknya masih SD. Kalau yang SMP dan SMA jarang sekali yang cari, tapi saya tetap punya stoknya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
- Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
- 65 Ribu Warga Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
- Prakiraan BMKG, Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
Advertisement
Advertisement