Advertisement

Kemenkes Akan Rekrut Tenaga Kesehatan Asing Demi Naikkan Rasio Dokter

Erta Darwati
Kamis, 13 Juni 2024 - 12:17 WIB
Sunartono
Kemenkes Akan Rekrut Tenaga Kesehatan Asing Demi Naikkan Rasio Dokter Ilustrasi dokter - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berencana merekrut jasa tenaga medis asing di tengah minimnya ketersediaan tenaga kesehatan yang menjalankan layanan prioritas Kanker Jantung Stroke dan Uronefro (KJSU). 

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya menjelaskan berbagai langkah terobosan diambil untuk mengatasi rasio dokter yang rendah di Indonesia. Sampai saat ini rasio itu masih di angka 0,46 per 1.000 penduduk. "Rasio ini membuat Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura memiliki rasio dokter di atas 1 per 1.000 penduduk," katanya, dalam keterangan resmi Kamis (13/6/2024). 

Advertisement

BACA JUGA : 39 Fasilitas Kesehatan Terbaik di Sleman Diganjar Penghargaan

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pemanfaatan tenaga medis Warga Negara Asing (WNA) untuk kegiatan transfer of knowledge sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan tertentu dimana dokter dengan kompetensi dan keahlian tersebut tidak tersedia atau sangat terbatas di RS Kemenkes. 

"Kebutuhan transfer of knowledge dalam rangka percepatan penguasaan bidang keahlian tertentu seperti transplantasi jantung, tata laksana kelainan jantung bayi dan anak serta pengembangan precision medicine di Indonesia,” ujarnya. 

Program tersebut baru-baru ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik di Medan, Sumatra Utara, bekerja sama dengan King Salman (KS) Relief dan Muslim World League dari Arab Saudi untuk menyelenggarakan transfer of knowledge dan kegiatan sosial berupa operasi jantung gratis bagi pasien tidak mampu.

Dia mengatakan bahwa tim medis berjumlah 22 orang dari Arab Saudi akan terus membantu menyelamatkan nyawa masyarakat tidak mampu dan juga memberikan ilmu dan keterampilan bedah jantung terbuka tingkat lanjut kepada dokter-dokter Indonesia.

"Sudah banyak Rumah Sakit [RS] Kemenkes yang merupakan RS wahana pendidikan bagi dokter spesialis maupun subspesialis yang melakukan alih teknologi melalui kerja sama dengan tenaga medis WNA," ucapnya. 

Pengaturan terkait program ini akan mengacu pada peraturan dan ketentuan yang ada. Penting bagi para direksi rumah sakit Kemenkes melakukan kajian kebutuhan dan mengusulkan kebutuhan program ini berdasarkan situasi rumah sakit masing masing.

BACA JUGA : OPINI: Kebijakan Ekonomi Pemerintahan Baru

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku terkejut saat mengetahui rasio jumlah dokter di Tanah air saat ini masih terlampau rendah. “Saya kaget [rasio dokter] kita 0,47 dan peringkat 147 dunia. Sangat rendah sekali dan di Asean kita peringkat 9, berarti masuk 3 besar tetapi dari bawah. Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya,” ujarnya saat menghadiri peluncuran pendidikan Dokter Spesialis berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta Barat, Senin (6/5/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Gempur Rokok Ilegal

Advertisement

alt

Terjerat Kasus Mafia Tanah Kas Desa, Hak Pelungguh Milik 3 Lurah di Sleman Dicabut

Sleman
| Selasa, 25 Juni 2024, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Inilah Rute Penerbangan Terpendek di Dunia, Naik Pesawat Hanya Kurang dari 2 Menit

Wisata
| Sabtu, 22 Juni 2024, 11:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement