Advertisement
WHO Sebut 1,6 Juta Orang Sakit Setiap Hari karena Makanan yang Tidak Aman, Anak-anak Paling Rentan
![WHO Sebut 1,6 Juta Orang Sakit Setiap Hari karena Makanan yang Tidak Aman, Anak-anak Paling Rentan](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/08/1177252/keracunan-ilustrasi-freepik.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, GENEVA—Organisasi si Kesehatan Dunia atau WHO menyebut 1,6 juta orang jatuh sakit setiap harinya karena mengonsumsi makanan yang tidak aman dan anak-anak di bawah 5 tahun menanggung 40 persen beban penyakit bawaan makanan.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO, Francesco Branca, saat konferensi pers PBB di Jenewa, Jumat (7/6/2024).
Advertisement
Branca menekankan bahaya keamanan pangan tidak mengenal batas negara dan dalam pasokan pangan global yang semakin saling terhubung, risiko yang ditimbulkan oleh pangan yang tidak aman dapat dengan cepat berkembang dari masalah lokal menjadi masalah darurat internasional.
Krisis kemanusiaan di banyak belahan dunia, dinilainya, turut mendorong kerawanan pangan dan membahayakan keamanan pangan.
Pejabat tersebut mendesak pemerintah memastikan bahwa keamanan pangan jelas dalam rencana aksi nasional demi keamanan kesehatan.
Termasuk memastikan bahwa rencana komunikasi risiko diperbarui dan bergerak menuju sistem pengawasan terpadu untuk kesehatan hewan, lingkungan, dan manusia.
BACA JUGA: BPOM di Yogyakarta Kuatkan Keamanan Pangan di Komunitas Desa, Pasar dan Sekolah
Senada, pejabat senior Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) Markus Lipp memandang pangan yang aman sebagai hal yang mendasar dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Lipp menambahkan bahwa pangan yang aman juga merupakan salah satu prasyarat untuk memenuhi rencana strategis FAO untuk memungkinkan produksi, nutrisi, lingkungan, dan kehidupan yang lebih baik.
Dikarenakan anak-anak di bawah usia 5 tahun menanggung beban tertinggi penyakit bawaan makanan, ia menilai peningkatan keamanan pangan akan menjaga kesehatan masyarakat dan mengurangi angka kematian anak.
“Ketika pangan diproduksi dan diperdagangkan dalam sistem pertanian pangan yang aman dan berkelanjutan, hal ini berkontribusi terhadap kehidupan yang sehat dan meningkatkan keberlanjutan dengan memungkinkan akses pasar dan produktivitas, yang mendorong pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, terutama di daerah pedesaan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara - Anadolu
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Program Makan Siang Gratis Bisa Memicu Sampah, Harus Ada Pengendalian
- KPK Bantah Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Sepi Peminat
- MKD Klaim Anggota DPR Ri Terlibat Judi Online Hanya 2 Orang, Selebihnya Staf dan Pekerja
- Said Aqil Nilai Pemberian Izin Usaha Tambang Bisa Jadi Bentuk Balas Budi Negara kepada Ormas
- Ketua KPK Sementara Ungkap Kasus Firli Memperburuk Citra Lembaga
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KPK Bantah Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Sepi Peminat
- GA-6239 Rute Solo-Jeddah Alami Kendala Teknis di Mesin, Dirut Garuda: Kami Siapkan Pesawat Pengganti
- Ditemani Raffi Ahmad, Gibran Rakabuming Bagikan Susu di Pasar Manggis Jaksel
- Jokowi Resmikan Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Pertama di Indonesia
- Gibran Ungkap Kondisi Terkini Prabowo Usai Operasi di RS PPN
- Bantah Sodorkan Kaesang untuk Pilkada DKI 2024, Jokowi: Coba Tanya Partai
- Kejagung Klaim Penanganan Korupsi Timah Rp300 Triliun Tidak Mandek
Advertisement
Advertisement