Advertisement

Atasi Kelangkaan Beras, Menperin Rekomendasikan Beras Analog Sagu

Newswire
Senin, 25 Maret 2024 - 14:37 WIB
Mediani Dyah Natalia
Atasi Kelangkaan Beras, Menperin Rekomendasikan Beras Analog Sagu Subadi, salah seorang petani di Desa Kebonagung mengolah sawah untuk persiapan masa tanam ketiga, Kamis (28/6/2018). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita merekomendasikan beras analog sagu sebagai pangan utama pengganti beras. Adapun Indonesia memiliki lahan sagu sebesar 5,5 juta hektare yang berpotensi menghasilkan pati sagu sebanyak 34,3 juta ton.

"Untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri saat ini pemerintah mengupayakan pemenuhan pangan dari sumber alternatif. Sumber alternatif ini banyak, khususnya sagu, dan sagu berpotensi dikembangkan sebagai alternatif bahan pangan sumber karbohidrat utama," kata Menperin di Jakarta, Senin (25/3/2024).

Advertisement

Menperin mengatakan selain bisa menjadi alternatif bahan pangan utama bagi masyarakat, beras analog sagu juga dinilai lebih sehat karena mengandung pati resisten (resistant scratch) yang tinggi, serta indeks glikemik atau cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dalam bahan pangan untuk meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh yang rendah. Sehingga hal itu menurutnya baik untuk mencegah diabetes.

Baca Juga

Disiapkan Lahan 32.000 Hektare, Wamenhan Minta IPB Tanam Singkong dan Sagu

Ini Dia Makanan yang Bisa Gantikan Nasi, Cocok Saat Harga Beras Mahal

Badan Pangan Nasional Sebut Impor Beras untuk Memperkuat Cadangan Pangan

Lebih lanjut Menperin menyampaikan untuk mewujudkan hal tersebut pihaknya selalu berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga (K/L) terkait guna memenuhi kebutuhan suplai bahan baku.

"Jadi kalau industri-industri sudah siap yang berkaitan dengan sagu, yang sekarang kita harus persiapkan lagi adalah hulunya dari suplainya, suplai bahan baku sagu," katanya.

Sebelumnya pada Jumat (8/3/2024) Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan tahun lalu pihaknya bekerja sama dengan beberapa industri besar yang merupakan produsen pati sagu nasional untuk meningkatkan utilisasi produksinya.

"Utilisasi produksi industri pati sagu nasional saat ini masih sangat rendah yaitu di bawah 30 persen. Hal ini sebagai dampak dari keterbatasan industri untuk memperoleh bahan baku empulur sagu,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan pemerintah bekerja sama dengan industri pati sagu untuk mengembangkan model bisnis industri dengan menggunakan sagu basah produksi UMKM sebagai bahan baku di industri tersebut.

Pemanfaatan sagu basah UMKM dinilai mampu memperlambat proses oksidasi, sehingga jangkauan bahan baku industri tersebut semakin luas, serta bisa memberikan nilai tambah pada petani sagu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Keluarga Mary Jane Diperkirakan Berkunjung ke Gunungkidul Sebelum Hari Raya Natal 2024

Gunungkidul
| Rabu, 04 Desember 2024, 15:37 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement