Advertisement

Bentrok Geng di Haiti, 30 Mayat Ditemukan di Jalanan

Newswire
Sabtu, 23 Maret 2024 - 15:37 WIB
Sunartono
Bentrok Geng di Haiti, 30 Mayat Ditemukan di Jalanan Sejumlah mayat ditemukan di beberapa wilayah di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, Jumat (22/3/2024). Lokasi temuan mayat itu dilanda kekerasan hebat dari geng-geng yang berusaha memperluas kendali mereka dalam beberapa pekan terakhir. - Antara.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Sejumlah mayat ditemukan di beberapa wilayah di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, Jumat (22/3/2024). Lokasi temuan mayat itu dilanda kekerasan hebat dari geng-geng yang berusaha memperluas kendali mereka dalam beberapa pekan terakhir.

Media lokal melaporkan temuan sekitar 12 mayat, yang sebagian besar terbakar, serta ditemukan di pusat kota Port-au-Prince, di lingkungan Delmas dan Petion-Ville, sebuah kawasan orang-orang kaya di pinggiran ibu kota. Otoritas telah memastikan setidaknya 30 mayat ditemukan dalam waktu kurang dari sepekan di daerah perbukitan ibu kota.

Advertisement

BACA JUGA : Haiti Berkecamuk, FBI Turun Mencari Penculik Belasan Misionaris

Pada Kamis (21/3/2024) malam, terjadi beberapa pertikaian antara geng bersenjata dengan aparat kepolisian, yang menyebabkan kematian pemimpin gen Ti Greg, yang melarikan diri dari penjara pada 2 Maret lalu.

Sementara mayat yang ditemukan pada Jumat dilaporkan adalah orang-orang yang menemani Ti Greg, dan tewas dalam bentrokan tersebut, yang kemudian dibakar warga sipil. Foto Ernst Julme alias Ti Greg yang memimpin komplotan Delmas 95 telah beredar di media sosial.

Dalam tiga pekan terakhir, ibu kota Haiti telah dilanda gelombang kekerasan geng, yang menyebabkan kelangkaan pangan parah, menurut Perserikatan Bangsa-bangsa.

Geng-geng bersenjata berat mengobarkan perang dengan kelompok kriminal bersenjata lainnya serta polisi dan mereka telah memblokade pelabuhan dan mengepung bandara internasional Port-au-Prince.

Sekitar 1,4 juta warga Haiti “selangkah lagi menuju kelaparan,” ungkap Ulrika Richardson, Koordinator Kemanusiaan PBB di Haiti. Meningkatnya kekerasan di pusat kota Port-au-Prince juga menyebabkan banyak rumah sakit tutup.

Kelompok bersenjata berat telah bergerak maju ke daerah-daerah baru di ibu kota, di mana lebih dari 33.000 orang telah melarikan diri dalam 15 hari terakhir, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi.

“Serangan dan ketidakamanan yang meluas memaksa semakin banyak orang meninggalkan ibu kota untuk mencari perlindungan di provinsi-provinsi, mengambil risiko melakukan perjalanan melalui jalan-jalan yang dikendalikan oleh geng-geng,” kata Richardson, menggambarkan ketegangan sehari-hari, suara tembakan, kekerasan seksual dan ketakutan. meningkat di seluruh ibu kota.

BACA JUGA : Piala Dunia Wanita 2023 Bakal Ramai, 650.000 Tiket Sold Out

Perdana Menteri Haiti Ariel Henry, yang terdampar di Puerto Rico karena meningkatnya kekerasan di negaranya, pekan lalu mengumumkan pengunduran dirinya setelah dewan transisi presiden terbentuk. Serangan geng dimulai pada 29 Februari, ketika Henry berada di Kenya menandatangani perjanjian untuk mendorong penempatan pasukan polisi Kenya yang didukung PBB di negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Joko Pinurbo Berpulang, Okky Madasari : Karyanya Akan Selalu Relevan

Bantul
| Sabtu, 27 April 2024, 15:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement