Advertisement
Bentrok Geng di Haiti, 30 Mayat Ditemukan di Jalanan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sejumlah mayat ditemukan di beberapa wilayah di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, Jumat (22/3/2024). Lokasi temuan mayat itu dilanda kekerasan hebat dari geng-geng yang berusaha memperluas kendali mereka dalam beberapa pekan terakhir.
Media lokal melaporkan temuan sekitar 12 mayat, yang sebagian besar terbakar, serta ditemukan di pusat kota Port-au-Prince, di lingkungan Delmas dan Petion-Ville, sebuah kawasan orang-orang kaya di pinggiran ibu kota. Otoritas telah memastikan setidaknya 30 mayat ditemukan dalam waktu kurang dari sepekan di daerah perbukitan ibu kota.
Advertisement
BACA JUGA : Haiti Berkecamuk, FBI Turun Mencari Penculik Belasan Misionaris
Pada Kamis (21/3/2024) malam, terjadi beberapa pertikaian antara geng bersenjata dengan aparat kepolisian, yang menyebabkan kematian pemimpin gen Ti Greg, yang melarikan diri dari penjara pada 2 Maret lalu.
Sementara mayat yang ditemukan pada Jumat dilaporkan adalah orang-orang yang menemani Ti Greg, dan tewas dalam bentrokan tersebut, yang kemudian dibakar warga sipil. Foto Ernst Julme alias Ti Greg yang memimpin komplotan Delmas 95 telah beredar di media sosial.
Dalam tiga pekan terakhir, ibu kota Haiti telah dilanda gelombang kekerasan geng, yang menyebabkan kelangkaan pangan parah, menurut Perserikatan Bangsa-bangsa.
Geng-geng bersenjata berat mengobarkan perang dengan kelompok kriminal bersenjata lainnya serta polisi dan mereka telah memblokade pelabuhan dan mengepung bandara internasional Port-au-Prince.
Sekitar 1,4 juta warga Haiti “selangkah lagi menuju kelaparan,” ungkap Ulrika Richardson, Koordinator Kemanusiaan PBB di Haiti. Meningkatnya kekerasan di pusat kota Port-au-Prince juga menyebabkan banyak rumah sakit tutup.
Kelompok bersenjata berat telah bergerak maju ke daerah-daerah baru di ibu kota, di mana lebih dari 33.000 orang telah melarikan diri dalam 15 hari terakhir, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi.
“Serangan dan ketidakamanan yang meluas memaksa semakin banyak orang meninggalkan ibu kota untuk mencari perlindungan di provinsi-provinsi, mengambil risiko melakukan perjalanan melalui jalan-jalan yang dikendalikan oleh geng-geng,” kata Richardson, menggambarkan ketegangan sehari-hari, suara tembakan, kekerasan seksual dan ketakutan. meningkat di seluruh ibu kota.
BACA JUGA : Piala Dunia Wanita 2023 Bakal Ramai, 650.000 Tiket Sold Out
Perdana Menteri Haiti Ariel Henry, yang terdampar di Puerto Rico karena meningkatnya kekerasan di negaranya, pekan lalu mengumumkan pengunduran dirinya setelah dewan transisi presiden terbentuk. Serangan geng dimulai pada 29 Februari, ketika Henry berada di Kenya menandatangani perjanjian untuk mendorong penempatan pasukan polisi Kenya yang didukung PBB di negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
- Mayat Perempuan Ditemukan di Dalam Koper dengan Kondisi Penuh Luka di Cikarang
- Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
Advertisement
Joko Pinurbo Berpulang, Okky Madasari : Karyanya Akan Selalu Relevan
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Tak Terima Ditegur, Dua WNA Amerika Ini Diduga Aniaya Pecalang di Bali
- Baru Syuting Reality Show, 31 Artis dan Kru Asal Korsel Ini Justru Diperiksa Imigrasi Bali
- Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0
- Jadi Markas Pungli Pegawai KPK, 2 Rutan Ditutup
- KPK Tetapkan 2 Tersangka baru Korupdi Proyek Fiktif PT Amarta Karya
Advertisement
Advertisement