Advertisement

Kuliner dan Aksesori Khas Imlek

Newswire
Jum'at, 09 Februari 2024 - 21:27 WIB
Mediani Dyah Natalia
Kuliner dan Aksesori Khas Imlek Ilustrasi lampion yang identik saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh. - istockphoto\\r\\n

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Tahun baru China, Imlek akan dirayakan besok (10/2/2024). Pada perayaan ini, biasanya masyarakat keturunan Tionghoa telah menyiapkan aksesori dan kuliner khas Apa saja itu?

Kuliner Khas Imlek

Advertisement

“Biasanya tiap Imlek ada kue keranjang, permen, cokelat, manisan, kuaci, buah atep (kolang-kaling), agar-agar,” kata Ami, salah satu pemilik toko makanan ringan di Pasar Glodok, Jakarta Barat saat ditemui pada Jumat (9/2/2024) siang.

 Menurut Ami, kuliner yang disebutkan di atas memiliki makna tersendiri baginya dan masyarakat keturunan Tionghoa dalam perayaan Imlek setiap tahunnya.

Agar-agar biasanya disajikan supaya orang yang memakannya merasa segar dan dalam bentuk tertentu, seperti bentuk hewan disimbolkan sebagai harapan hidup yang terang. Untuk buah atep dan manisan lainnya, Ami memaknainya sebagai simbol ketetapan hati atas apa yang mereka inginkan dan doakan.

“Kalau kue keranjang biar lengket. Jadi, semua persaudaraan biar lengket (erat), biar bersatu,” katanya.

Lain lagi dengan kuaci, yang selalu disajikan Ami tiap perayaan Imlek. Meskipun menurut Ami keberadaan kuaci hanya sebagai penambah semarak Imlek, tetapi dalam kepercayaan Tionghoa kuaci dihadirkan agar keluarga yang menyajikan makanan ini dapat memiliki keturunan yang banyak dan mampu membawa bahagia bagi mereka.

Selain makanan ringan, Ami juga menyiapkan sejumlah makanan berat untuk perayaan Imlek. Mulai dari ikan hingga ayam, Ami menyajikan makanan tersebut untuk memanjakan lidah keluarga sekaligus memaknai perayaan Imlek sesuai kepercayaannya.

“Paling kalau masakan ikan bandeng. Bandeng (disajikan) supaya tiap tahun hidup keluarga menjadi damai,” katanya.

Tidak hanya ikan bandeng, Ami juga menyajikan ayam goreng dan ayam kuah untuk menemani perayaan Imlek di tiap tahunnya. Dalam kepercayaan Tionghoa, makanan berbahan ayam disimbolkan sebagai bentuk kesetiaan agar keluarga tersebut dapat bahagia selalu.

Layaknya perayaan Imlek tiap tahunnya, toko Ami mengalami peningkatan penjualan hingga 50% menjelang Hari Imlek. Rata-rata, harga makanan yang dijual Ami berkisar puluhan ribu hingga ratusan ribu.

Misalnya, manisan buah dibanderol sekitar Rp60.000 per kotak. Ada juga kue keranjang yang dijual mulai dari Rp40.000-Rp50.000 hingga ratusan ribu, tergantung berat dan jenis kue keranjang yang dibeli.

Selain itu, ada kuaci yang dijual sekitar belasan ribu, tergantung jenama yang dipilih. Lalu, permen dan cokelat yang dijual dengan harga belasan hingga puluhan ribu per gram-nya.

Aksesori Khas Imlek

Selain kuliner, tidak lengkap rasanya jika tidak mengulik ragam dekorasi yang biasanya digunakan saat perayaan Imlek. Biasanya, dekorasi ini akan menyesuaikan anggaran dan kemampuan tiap keluarga yang merayakannya.

“Imlek itu bagi orang-orang sebenarnya relatif, ada yang mampu dan biasa-biasa saja,” kata Hansen, salah satu pemilik toko peralatan sembahyang dan aksesori Imlek di Pasar Glodok.

Dia menambahkan, “Kalau orang mau merayakan yang meriah, biasanya menyiapkan lilin, apalagi kalau ke Klenteng bisa menyumbang lilin 1.000-5.000 kati (satuan khusus untuk lilin) yang besar-besar,” katanya.

Baca Juga

Imlek di Depan Mata, Ini Kegiatan yang Menjadi Tradisi Imlek

Imlek 2024, Kisah Kecap Manis yang Jadi Perantara Akulturasi Budaya

Imlek, Ada Naga Hiasi Pedestrian Kotabaru

Selain lilin sebagai kebutuhan sembahyang dan dekorasi Imlek, Hansen menyebut hio naga atau dupa menjadi salah satu barang penting untuk perayaan Imlek. Hio naga biasanya digunakan untuk keperluan sembahyang sekaligus dapat dijadikan pengharum ruangan.

“Dekorasi biasanya lampion dan cai shen, dewa rezeki. Biasanya ditempel di depan pintu supaya dewa rezeki bisa masuk,” kata Hansen.

Cai shen merupakan gambar seorang dewa berjanggut dalam bentuk tiga dimensi yang ditempel di depan pintu. Ukurannya pun bermacam-macam, ada yang sedang seukuran kertas A4, ada juga yang berukuran besar.

“Lampion untuk memeriahkan, Imlek biasanya identik dengan warna merah, emas, itu (dipercaya) membawa rezeki,” katanya.

Menurut Hansen, rata-rata harga dekorasi Imlek yang dijual olehnya mulai dari Rp1 ribu hingga Rp10 juta. Pembeli hanya perlu menyesuaikan anggaran dan kebutuhannya dalam membeli dekorasi Imlek di tokonya itu.

Khusus perayaan Imlek tahun ini, toko milik Hansen juga mengalami peningkatan penjualan yang cukup besar. Bahkan, Hansen memprediksikan bahwa kenaikan penjualan ini masih akan berlanjut hingga besok saat perayaan Imlek berlangsung.

“Yang pasti lebih ramai dari biasanya, 50% bisa jadi. Sampai besok masih ramai kemungkinan,” tutup Hansen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

PDIP Sleman Buka Penjaringan Calon untuk Pilkada 2024, Ini Kriterianya

Sleman
| Minggu, 28 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement