Advertisement

Pameran Properti Digelar di Mal Pakuwon Jogja, Apersi: DIY Masih Menjanjikan

Abdul Hamied Razak
Selasa, 23 Januari 2024 - 04:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Pameran Properti Digelar di Mal Pakuwon Jogja, Apersi: DIY Masih Menjanjikan Suasana Pesta Property Expo di Atrium Pakuwon Mall, Depok, Sleman, Senin (22/1 - 2024) ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Bisnis perumahan (properti) di wilayah DIY masih terus tumbuh dan berkembang. Bukan hanya perumahan sederhana dan bersubsidi, hunian mewah di DIY dan sekitarnya masih terbuka luas.

Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Jateng-DIY, Slamet Santoso mengatakan salah satu alasan optimisme tersebut karena aksesibilitas ke DIY akan semakin mudah karena pembangunan jalan Tol.

Advertisement

"Ini yang menjadikan bisnis properti di DIY menjadi lebih cerah. Pangsa pasar perumahan di DIY masih banyak. Bukan hanya rumah sederhana tetapi rumah mewah pun juga akan mudah laku,” katanya usai membuka event Pesta Property Expo di Atrium Pakuwon Mall, Condongcatur, Depok, Sleman, Senin (22/1/2024).

BACA JUGA: REI DIY: Harga Rumah Vertikal Masih Lebih Mahal Dibanding Rumah Tapak

Pameran tersebut digelar Pro Expo kerja sama dengan Bank BTN, dilaksanakan selama 7 hari sejak 22-28 Januari 2024. Pameran diikuti sekitar 51 developer di wilayah DIY. "DIY ini sangat potensial untuk pemasaran rumah bersubsidi. Dalam satu tahun bisa mencapai 500 unit. Sayangnya, kuotanya terbatas,” ungkapnya.

Menurut Slamet, pertumbuhan bisnis properti di DIY untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tumbuh di atas 10% sementara untuk menengah ke atas, tingkat pertumbuhannya sekitar 7%.
"Saat pandemi Covid-19, penjualan rumah subsidi masih tetap tumbuh. Apalagi pasca pandemi, pada tahun 2023 dari kuota rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dari kuota 220 unit, hingga bulan November sudah habis terserap atau terjual," katanya.

Slamet menambahkan, pangsa pasar terbesar untuk perumahan bersubsidi berada di wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Jogja. Sayangnya, bila melihat harga tanah baik di Sleman maupun Jogja tantangannya sangat berat. Dengan demikian, sambungnya, yang paling memungkinkan untuk perumahan bersubsidi berada di Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo.

"Tapi untuk ketiga lokasi tersebut serapan pasarnya masih tergolong kecil. Dalam satu bulan hanya terjual mencapai 15 unit. Padahan ketentuan harga, sesuai peraturan pemerintah sebesar Rp166 juta," katanya.

BACA JUGA: Bisnis Hunian Vertikal Seret di Jogja, Begini Penjelasan REI DIY

"Apalagi ada bantuan untuk generasi milenial seperti subsidi uang muka, bantuan biaya administrasi, bagi yang berpenghasilan kurang dari Rp 8 juta,” lanjutnya.

Branch Manager BTN Kantor Cabang (KC) Jogja, Arjuna Putra Kinasih menambahkan, peningkatan minat membeli rumah berbanding lurus dengan pertumbuhan KPR tahun ini. Dia memprediksi, pada tahun ini minat konsumen untuk membeli rumah akan semakin berkembang seiring tumbuhnya komunitas masyarakat dan pesatnya pembangunan di wilayah DIY.

“KPR tahun 2024 kami prediksi cukup besar. BTN saja ada pada angka 500 unit khusus untuk rumah non subsidi dengan harga antara Rp 200 hingga Rp 350 juta,” ujarnya.
Arjuna menerangkan bahwa kondisi di wilayah DIY sendiri harga rumah akan sangat dipengaruhi oleh harga tanah. Maka, program KPR yang disubsidi oleh pemerintah pun akan menyasar daerah pinggiran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee

Jogja
| Kamis, 02 Mei 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement