Ini 3 Anggaran Terbesar di Akhir Pemerintahan Jokowi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengalokasikan anggaran jumbo pada sejumlah sektor untuk mendukung pembangunan Indonesia menjelang akhir masa pemerintahannya pada 2024.
Jokowi menyampaikan untuk menjawab tantangan saat ini sekaligus di masa yang akan datang, kebijakan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 diarahkan untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Advertisement
“Strategi jangka pendek difokuskan untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan prevalensi stunting, pengendalian inflasi, dan peningkatan investasi,” ujarnya saat membacakan RAPBN 2024 dan Nota Keuangan di DPR, Rabu (16/8/2023).
BACA JUGA : Tahun Depan Anggaran Kesehatan Rp186 Triliun Fokus untuk Mengatasi Stunting
Mengacu Buku II Nota Keuangan RAPBN 2024, ada tiga sektor yang memiliki anggaran cukup besar dalam mendukung program Jokowi. Belanja negara dalam RAPBN 2024 secara keseluruhan dirancang mencapai Rp3.304,1 triliun. Meningkat Rp180,4 triliun dari outlook total belanja negara 2023 yang senilai Rp3.123,7 triliun.
Anggaran paling besar adalah anggaran pendidikan yang mencapai Rp660,8 triliun, naik Rp108,7 triliun dari outlook APBN 2023. Anggaran tersebut mencakup 20 persen dari total belanja negara.
Adapun, anggaran Rp660,8 triliun dialokasikan melalui belanja pemerintah pusat (BPP), transfer ke daerah (TKD), dan investasi pemerintah pada pos pembiayaan.
Pemanfaatan anggaran pendidikan akan terus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang ditujukan untuk merespons berbagai tantangan pembangunan di bidang pendidikan untuk mendukung pencapaian Visi Indonesia Maju 2045.
Kemudian, anggaran terbesar kedua dalam RAPBN 2024, yaitu perlindungan sosial (perlinsos) yang mencapai Rp493,5 triliun. Pada outlook APBN 2023, anggaran perlinsos diperkirakan mencapai Rp439,1 triliun. Artinya, terjadi peningkatan lebih dari Rp60 triliun.
Salah satu fokus dari anggaran perlinsos, yaitu dalam penurunan angka kemiskinan ekstrem yang ditargetkan mendekati 0 persen pada 2024. Selain itu, juga mengakselerasi penurunan prevalensi stunting menuju 14 persen.
Lebih lanjut, infrastruktur memiliki anggaran terbesar ketiga dalam postur RAPBN 2024 yang mencapai Rp422,7 persen, tumbuh 5,8 persen bila dibandingkan pos tahun ini.
Anggaran pendidikan dan infrastruktur tercatat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Secara kumulatif, total anggarann ketiga sektor tersebut mencapai Rp1.577 triliun atau 47,73 persen dari total belanja negara pada 2024 mendatang.
Berikut top 3 anggaran jumbo dalam RAPBN 2024 (dalam triliun):
Anggaran | APBN 2023 | Outlook 2023 | RAPBN 2024 |
---|---|---|---|
Pendidikan | Rp612,2 | Rp552,1 | Rp660,8 |
Perlindungan Sosial | Rp476 | Rp439,1 | Rp493,5 |
Infrastruktur | Rp392,1 | Rp399,6 | Rp422,7 |
Sumber Buku II Nota Keuangan RAPBN 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Jogja Berpatroli Cegah Praktik Politik Uang
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Inggris Dukung Indonesia Tambah Kapal Tangkap Ikan
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
Advertisement
Advertisement