Advertisement

Promo November

Kerusuhan Prancis: 1.300 Orang Ditangkap, 700 Toko Dijarah

Nancy Junita
Minggu, 02 Juli 2023 - 09:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Kerusuhan Prancis: 1.300 Orang Ditangkap, 700 Toko Dijarah Seorang petugas polisi Prancis berjaga di samping kendaraan yang dibakar pada malam bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi, menyusul kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang petugas polisi Prancis saat pemberhentian lalu lintas, di Nanterre, pinggiran Paris, Prancis, 1 Juli 2023. REUTERS - Yves Herman

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Lebih dari 1.300 orang ditangkap pada malam keempat kerusuhan di Prancis ketika pemakaman remaja Nahel M berlangsung pada Sabtu (1/7/2023). Aksi ini dipicu penembakannya oleh polisi terhadap Nahel yang memicu kerusuhan nasional.

Meluasnya aksi kerusuhan memaksa Presiden Emmanuel Macron membatalkan perjalanan ke Jerman. Macron mengerahkan 45.000 petugas polisi serta kendaraan lapis baja semalaman untuk mengatasi krisis terburuk kepemimpinannya sejak protes "Rompi Kuning" yang melumpuhkan sebagian besar Prancis pada akhir 2018.

Advertisement

Melansir Reuters, jumlah polisi yang sama akan kembali berada di jalan hingga Sabtu (1/7/2023) malam, kata Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dalam konferensi pers, dengan bala bantuan dikirim ke kota-kota besar Lyon dan Marseille.

BACA JUGA: Kronologi Penembakan Remaja oleh Polisi Pemicu Kerusuhan Besar di Prancis

Presiden Prancis menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman yang akan dimulai pada hari Minggu.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan di Twitter bahwa 1.311 orang telah ditangkap semalam, dibandingkan dengan 875 malam sebelumnya, meskipun menggambarkan kekerasan sebagai "intensitas lebih rendah".

Menteri Keuangan Bruno Le Maire mengatakan lebih dari 700 toko, supermarket, restoran, dan cabang bank telah "dijarah, dijarah, dan terkadang bahkan dibakar habis sejak Selasa (27/6/2023).

Otoritas lokal di seluruh negeri mengumumkan larangan demonstrasi dan memerintahkan angkutan umum untuk berhenti beroperasi pada malam hari.

Nahel, 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko, ditembak oleh seorang petugas polisi saat berhenti lalu lintas pada hari Selasa (27/6/2023) di Nanterre, pinggiran Paris.

Untuk pemakaman, beberapa ratus orang berbaris memasuki Masjid Agung Nanterre, yang dijaga oleh para sukarelawan berrompi kuning, sementara puluhan orang lainnya menyaksikan dari seberang jalan.

Beberapa pelayat, menyilangkan tangan, mengatakan "Tuhan Maha Besar" dalam bahasa Arab, saat mereka membentang di bulevar dalam doa.

Salsabil, seorang wanita muda keturunan Arab, mengatakan dia datang untuk menyatakan dukungan bagi keluarga Nahel.

"Sangat penting kita semua berdiri bersama," katanya.

Marie, 60, mengatakan dia telah tinggal di Nanterre selama 50 tahun dan selalu ada masalah dengan polisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Kampenye Akbar Heroe-Pena Libatkan Ribuan Warga

Jogja
| Sabtu, 23 November 2024, 06:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement