Advertisement

Kolektivitas dan Komunitas Desa sebagai Agen Pancasila

Abdul Hamied Razak
Rabu, 21 Juni 2023 - 00:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Kolektivitas dan Komunitas Desa sebagai Agen Pancasila Suasana kegiatan Sosialisasi Pancasila di GOR Guwosari, Pajangan, Bantul, Rabu (21/6 - 2023). Ist

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Generasi muda harus didorong untuk terus berkembang dan berprestasi hingga kancah internasional. Tetapi semuanya tidak boleh lupa asal usul dan ideologi bangsa.

"Generasi muda harus didorong untuk terus berkembang dan memiliki kemampuan yang tidak pernah kalah dari orang tua. Selain itu, perhatian terhadap komunitas desa juga harus terus dijaga agar tidak lupa diri dan justru membawa dampak negatif bagi masyarakat," ungkap Anggota MPR RI GKR Hemas dalam kegiatan Sosialisasi Pancasila di GOR Guwosari, Pajangan, Bantul, Rabu (21/6/2023).

Advertisement

BACA JUGA: Majelis Guru Besar Prihatin dengan Kondisi Pengamalan Pancasila

Menurut Hemas, prestasi anak bangsa selalu bisa menembus dunia internasional, baik dalam bidang seni, maupun olah raga. Tetapi semuanya tidak boleh lupa asal usul dan ideologi bangsa. Prestasi di Amerika harus diikuti dengan penjiwaan terhadap Pancasila dan juga perhatian kepada masyarakat desa. 

"Kolektivitas harus dibangun, antara generasi muda dan tua, dan juga antara masyarakat di kota dan di padukuhan," ungkapnya dihadapan sekitar 200 peserta dari berbagai organisasi kepemudaan, klub olah raga, dan Paguyuban Dukuh Pandu di Kabupaten Bantul. 

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Hemas mengingatkan tentang kerja kerasnya selama bertugas sebagai Anggota MPR RI.  “Adalah kewajiban saya untuk selalu menjaga kemakmuran rakyat Jogja, dari ujung utara di puncak Merapi, sampai ujung selatan di pantai Parangtritis. Tidak boleh ada yang terlewat. Semua harus mendapat perhatian, semua harus makmur, semua harus sejahtera," katanya.

Sebagai Ibu nya orang Jogja, Hemas mengaku selalu menjaga agar Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan Retribusi, Alokasi Dana Desa, Bantuan Keuangan Provinsi, dan Bantuan Keuangan Kabupaten, semuanya bisa disalurkan kepada Pemerintah Kalurahan, Kepada Dukuh, dan kepada masyarakat. 

"Dana Desa dan Bantuan Sosial harus tetap tersalurkan kepada masyarakat Jogja. Pencapaian pertumbuhan ekonomi di Bantul sempat terkontraksi hingga minus 6,74 persen pada tahun 2020, tetapi dengan kerja keras dan kolektivitas antara pemerintah dan masyarakat, sekarang pertumbuhannya sudah mencapai 4,97 persen," kata Hemas.

Dia mengajak seluruh masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam pembangunan, karena hal itu merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.  Menurutnya, penjiwaan terhadap Pancasila sebenarnya juga harus dilakukan oleh elit politik. Bukan hanya masalah keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga perebutan kekuasaan dan penegakan hukum. 

BACA JUGA: Refleksi: Pancasila Sering Dikalahkan dalam Berbagai Kasus Intoleransi

"Ini terkiat dengan sila ke empat dan sila ke dua. Di Jakarta banyak sekali intrik politik. Para konglomerat mempunyai kepentingan sendiri atas kekuasaan. Banyak elit politik yang hanya memikirkan kepentingan partai. Bahkan ada pula elit yang sengaja memiskinkan masyarakat demi ambisi politik dan harta pribadi," katanya. 

"Di sini kita kemudian harus  kembali ke sila Persatuan Indonesia. Sistem kekerabatan dan komunitas di desa bisa menjadi contoh. Bahkan rakyat di desa justru menjadi agen yang paling tangguh dalam menjalankan pembangunan," tambahnya.

Tahun 2023 ini, lanjut Hemas, merupakan tahun politik sehingga masyarakat diminta untuk terus Bersatu sebagai bangsa Indonesia. "Kita tidak boleh terpecah-pecah. Ada banyak partai, ada banyak juga Calon Presiden. Tetapi jangan sampai itu semua menimbulkan pertengkaran," katanya. 

Rakyat Jogja bisa menjadi contoh sebagai orang yang penuh wawasan, sehingga tahu mana yang harus diperdebatkan dan mana yang tidak perlu. Dengan keunggulan budaya yang dimiliki, rakyat Jogja khususnya di Bantul, bisa memfokuskan diri pada pertumbuhan ekonomi dan ketenteraman rakyat. 

Sashi Kusumawardhani, salah satu audiens meminta agar kegiatan Sosialisasi Pancasila lebih sering dilakukan karena bisa menjadi ajang interaksi yang nyata antara rakyat dan elit politik, dan sekaligus bisa membawa dampak langsung bagi masyarakat desa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Senin 29 April 2024, Tiket Rp50 Ribu

Jogja
| Senin, 29 April 2024, 03:27 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement