Advertisement
Puluhan Warga Boyolali Keracunan Usai Hadiri Hajatan Manten
Ilustrasi keracunan - JIBI
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI—Puluhan warga dari empat RT di Kelurahan Banaran dan Desa Karanggeneng, Boyolali, mengalami gejala keracunan seusai menghadiri acara hajatan manten di RT 001/RW 003, Banaran, Minggu (26/2/2023).
BACA JUGA: 500 Lebih Mahasiswa di Malang Keracunan Makanan
Advertisement
Ketua RT setempat, Joko Apriyanto, membenarkan informasi tersebut. Ia mengungkapkan warga yang mengalami gejala seperti mual dan diare sudah diminta datang ke joglo RT setempat untuk mendapatkan pemeriksaan gratis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Senin (27/2/2023).
“Data sementara di-list saya itu hanya 29 orang, tapi yang periksa ke sini 50-an orang ada. Soalnya yang ke sini bukan hanya RT saya,” kata dia saat ditemui Solopos.com-jaringan Harianjogja.com, di lokasi pemeriksaan.
Ia menjelaskan warga yang datang memeriksakan diri dengan gejala keracunan tak hanya warga RT 001/RW 003, tapi juga RT 002/RW 003, RT 007/RW 002 wilayah Banaran, dan RT 001 RW 002 Karanggeneng, Boyolali.
Joko mengungkapkan beberapa warga sudah ada yang berinisiatif periksa terlebih dahulu ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). “Ada tiga orang yang masuk rumah sakit semalam, yang dua orang sudah pulang tadi pagi,” kata dia.
Joko mengungkapkan keluarga besan warganya yang menggelar hajatan manten, yang merupakan warga Cepogo, Boyolali, juga mengalami sakit. Mereka telah mendapatkan pertolongan dari tim medis Puskesmas Cepogo.
Sementara itu, salah satu warga Banaran, Boyolali, yang mengalami gejala keracunan dan sempat dilarikan ke RS, Tapik, 64, mengaku menghadiri hajatan yang dimulai pukul 09.00 WIB-11.30 WIB pada Minggu. Di lokasi, ia sempat memakan olahan daging sapi dan ayam. Saat pulang, ia tak langsung merasakan sakit.
“Baru mulai jam 7 malam [pukul 19.00 WIB] perut itu sakit, mual, diare sampai jam 10 malam [pukul 22.00 WIB], saya udah enggak kuat apa-apa. Terus dibawa ke rumah sakit tapi saya enggak sadar,” kata dia.
Ia mengungkapkan setelah dirawat di RS PKU Aisyiyah Boyolali kondisinya mulai membaik, hanya lemas. Awalnya Tapik tak menduga ia menjadi korban keracunan massal. Akan tetapi pada Senin pagi, anaknya memberi tahu bahwa yang sakit bukan hanya dirinya.
Sementara itu, warga lain, Sutrisno, mengaku hampir semua warga mulai mengalami gejala mual, muntah, dan diare sejak pukul 18.00 WIB. Dia sendiri merasakan mulai merasakan sakit perut pukul 15.00 WIB.
“Saya kan punya asam lambung, saya kira itu asam lambung saya. Terus jam 6 [pukul 18.00 WIB] terus-terusan muntah, mual, diare sampai jam 3 pagi [03.00] tadi,” kata dia.
Ia mengungkapkan datang hajatan di Banaran, Boyolali, itu bersama istrinya, akan tetapi istrinya tak mengalami gejala keracunan. Sutrisno menduga hal tersebut karena sang istri hanya makan sup.
“Kemarin kalau enggak salah undangannya ada 600-an, untuk makanan yang disajikan seperti orang hajatan pada umumnya, kreni, dan terik,” kata dia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Berkas Lengkap, Kasus Wamenaker Ebenezer Masuk Tahap JPU
- Apple Music Kini Terhubung ChatGPT, Playlist Dibuat AI
- Antisipasi Rem Blong, Polres Bantul Siapkan Tim Ganjal Ban
- BWF World Tour Finals 2025: Sabar-Reza Takluk dari Wakil Korsel
- Libur Akhir Tahun, Ini Tips Aman Berkendara Jarak Jauh
- Menteri Nusron Minta Pelayanan Pertanahan Cepat dan Bersih
- Apple Izinkan Toko Aplikasi Alternatif di Jepang, Komisi 5 Persen
Advertisement
Advertisement





