Advertisement
Ganjar Serahkan Bantuan Insentif Pengajar dan Hibah Bidang Keagamaan
Senin, 20 Februari 2023 - 16:47 WIB
Jumali

Advertisement
SRAGEN – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyerahkan bantuan hibah bidang keagamaan dan pendidikan keagamaan tahun anggaran 2023, senilai total Rp434 miliar. Bantuan hibah itu rutin diberikan setiap tahun dengan sasaran kelompok guru atau pengajar agama, rumah ibadah, bantuan operasional sekolah, dan lembaga pendidikan agama.
“Ini rutin kita berikan tiap tahun. Ada kelompok guru agama, tadi yang hadir ada Hindu, Kristen, Islam, sedangkan agama lainnya belum bisa hadir. Terus kemudian untuk rumah ibadah yang memang di kelompok Kesra ini cukup banyak ya, tentu saja kami harapkan bisa memberikan insentif kepada mereka. Nggak banyak, tapi inilah bentuk perhatian yang kami berikan,” kata Ganjar, seusai memberikan arahan dan menyerahkan bantuan secara simbolis di Pondok Pesantren Hidayatul Muhtadin, Klandungan, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Senin (20/2/2023).
Ditambahkan, bantuan senilai total Rp434 miliar itu terdiri atas bantuan Insentif Pengajar Keagamaan senilai Rp277.066.000.000 yang disalurkan kepada 230.830 orang, bantuan operasional sekolah daerah (Bosda) Madrasah Aliyah (MA) senilai Rp27.404.150.000 kepada 182.361 siswa. Kemudian, hibah bidang keagamaan senilai Rp30.486.700.000 untuk 790 lembaga. Dan terakhir hibah bidang pendidikan keagamaan senilai Rp99.046.000.000 untuk 2.256 lembaga.
“Total Rp434 miliar, itu ada untuk bangunan, ada Bosda, sarpras, insentif. Untuk semua. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya, karena beberapa insentif untuk guru keagamaan itu ternyata mereka bertambah jumlahnya,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, pemberian insentif kepada pengajar atau guru agama itu merupakan bentuk apresiasi. Sebab, guru agama telah menjadi agen yang mengajarkan kedamaian, kebaikan, toleransi, serta mendidik budi pekerti anak-anak. Nilai-nilai yang sangat bagus dalam konteks menjaga harmoni kebhinekaan serta moderasi umat beragama.
Dia mengungkapkan apa yang disampaikan anak-anak saat mengobrol dengannya. Ternyata mereka ingin mendapatkan juga nilai-nilai ajaran yang bisa membikin mereka rukun, mengedepankan toleransi.
“Harapan kami pada guru-guru ini, nantinya juga akan mengajarkan hubungan beda agama, juga nilai hubungan antarmanusia. Sehingga ke depan akan bisa menjadi warga yang rukun, punya nilai-nilai yang sangat bagus. Berteman dengan yang beda suku, agama, ras, semua sudah terbiasa, bukan kemudian mereka saling mengelompokkan diri, dan kemudian saling memusuhi. Ini harapan kami di balik pesan-pesan itu,” ungkap Ganjar.
Sebagai informasi, program insentif guru atau pengajar agama ini sudah berjalan di Jawa Tengah sejak 2019. Setiap tahun, jumlah pengajar penerima insentif terus meningkat dan berasal dari berbagai agama. Misalnya, pengajar Madrasah Diniyah, pondok pesantren, dan TPQ untuk agama Islam, pengajar di sekolah minggu untuk Kristen/Katolik, Pasraman untuk agama Hindu, Vijjalaya untuk agama Buddha.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Wisata
| Sabtu, 12 Juli 2025, 11:37 WIB
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement