10 Daftar Wanita Paling Berpengaruh di Dunia Tahun 2022
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA– Forbes kini kembali merilis daftar Wanita Paling Berpengaruh di Dunia 2022.
Daftar tersebut ditentukan oleh empat matriks utama, yaitu uang, media, dampak, dan lingkup pengaruh. Untuk para pemimpin politik, Forbes mempertimbangkan produk domestik bruto dan populasi.
Advertisement
Sementara, untuk pemimpin perusahaan, akan diperhitungkan melalui pendapatan dan jumlah karyawan; dan media yang menjangkau luas pasar. Adapun, untuk keseluruhan daftarnya adalah deretan wanita yang melawan status quo. Simak ulasannya.
1. Ursula von der Leyen
Dia diangkat sebagai presiden Komisi Eropa, cabang eksekutif Uni Eropa, pada Juli 2019. Sebagai wanita pertama yang menjalankan peran tersebut, dirinya bertanggung jawab atas undang-undang yang memengaruhi lebih dari 450 juta orang Eropa dengan masa jabatan terlama dari anggota kabinet mana pun,yaitu 2005 hingga 2019.
Dia memelopori tagihan bantuan Covid 750 juta euro pada tahun 2020 dan, pada tahun 2022, menjadi salah satu pendukung paling setia di Barat untuk Ukraina di tengah invasi Rusia yang tidak beralasan.
2. Christine Lagarde
Lagarde menjadi wanita pertama yang memimpin Bank Sentral Eropa pada 1 November 2019. Sebagai kepala kebijakan moneter Eropa, Lagarde menghadapi ujian kritis: memastikan pandemi virus corona tidak mendatangkan malapetaka lebih lanjut di zona Euro.
Sejak 2011 hingga pertengahan 2019, dia adalah wanita pertama yang menjalankan Dana Moneter Internasional yang bekerja untuk memastikan stabilitas sistem moneter global.
3. Kamala Harris
Pada 20 Januari 2021, Harris menjadi wanita pertama, orang kulit hitam pertama, dan orang Asia-Amerika pertama yang menjadi wakil presiden AS. Pada tahun 2016, Harris adalah wanita India-Amerika pertama yang terpilih menjadi Senat Amerika Serikat dan wanita pertama yang menjabat sebagai jaksa agung California pada tahun 2010.
4. Mary Barra
Barra adalah CEO General Motors sejak 2014, salah satu produsen pembuat mobil terbesar di AS. Dia sempat menginvestasikan miliaran dalam kendaraan listrik, mobil self-driving dan layanan ride-share yang disebut Maven.
Pada musim semi 2020, dia mengalihkan lini produksi GM untuk membantu Ventec Life Systems membuat ventilator saat Covid-19. GM secara konsisten mendapat nilai tinggi dalam laporan kesetaraan gender; pada tahun 2018, itu adalah satu dari hanya dua bisnis global yang tidak memiliki kesenjangan upah gender.
5. Abigail Johnson
Sejak 2014, dia telah menjabat sebagai CEO Fidelity Investments. Kakeknya, Edward Johnson II, mendirikan raksasa reksa dana yang berbasis di Boston pada tahun 1946. Abigail memiliki sekitar 24,5 persen saham perusahaan, yang memiliki US$3,7 triliun atau setara dengan Rp57.854 triliun dalam aset yang dikelola.
Johnson telah merangkul cryptocurrency dan, pada tahun 2018, Fidelity meluncurkan platform yang memungkinkan investor institusi untuk memperdagangkan bitcoin dan eter. Kini, diirinya memiliki kekayaan sebesar US$21 miliar atau sekitar Rp328 triliun.
6. Melinda French Gates
Melinda French Gates adalah salah satu wanita paling berpengaruh dalam filantropi, sebagai co-chair dari Bill and Melinda Gates Foundation. Meski telah bercerai dengan Bill Gates, namun dia tetap menjadi ketua bersama yayasan, di mana Bill Gates mentransfer sahamnya senilai US$2,4 miliar atau sekitar Rp37 triliun pada Mei 2021.
Adapun, misi yayasannya untuk membantu semua orang menjalani kehidupan yang sehat dan dan menghilangkan kesenjangan pendanaan bagi para pendiri perempuan melalui perusahaan investasi dan inkubasinya, Pivotal Ventures. Adapun harta kekayaannya kini mencapai US$6,9 miliar atau setara dengan Rp107 triliun.
7. Giorgia Meloni
Dia menjabat sebagai perdana menteri Italia, menjadi wanita pertama dalam sejarah yang memegang peran tersebut pada 22 Oktober 2022. Meloni juga presiden partai sayap kanan Italia, Brothers of Italy. Dia menduduki jabatan itu pada Maret 2014.
Pada usia 15 tahun, dia bergabung dengan sayap pemuda Gerakan Sosial Italia, sebuah partai yang didirikan oleh pendukung mantan diktator Italia Benito Mussolini dan yang digambarkan sebagai "neo-fasis".
8. Karen Lynch
Dia merupakan CEO CVS di perusahaan layanan kesehatan yang beranggotakan 300.000, di mana dirinya melakukan akuisisi Aetna senilai US$70 miliar pada tahun 2018 atau setara dengan Rp1 triliun. Pada Maret 2020, Lynch bertanggung jawab atas tanggapan Covid CVS; perusahaan mengelola jumlah terbesar situs pengujian Covid yang dikelola secara independen di AS.
9. Julie Sweet
Julie menjadi CEO perusahaan layanan global Accenture pada September 2019. Sebelum menjadi CEO, Sweet menjabat sebagai penasihat umum Accenture dan kepala Amerika Utara, dirinya jufga bertugas di Business Roundtable, Dewan Bisnis Internasional Forum Ekonomi Dunia, dan dewan direksi Catalyst.
10. Jane Fraser
Eksekutif lama Citigroup Jane Fraser ditunjuk sebagai penerus CEO Michael Corbat, di mana dirinya menjadi wanita pertama yang menjalankan bank besar di Wall Street.
Sejak bergabung dengan Citi pada tahun 2004, dia memimpin banyak grup, termasuk strategi perusahaan serta merger dan akuisisi selama krisis keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
Advertisement
Pengawas Pilkada Lakukan Pemantauan Potensi Pelanggaran di Masa Tenang
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
- Ruang Kelas Ambruk Saat Pembelajaran, 2 Siswa Terluka
- Erdogan Desak Negara Dunia Terapkan Putusan Penangkapan Netanyahu
- Puncak Musim Hujan Diprediksi Terjadi pada November 2024 hingga Februari 2025
- Gunung Ibu di Halmahera Erupsi, Keluarkan Api Setinggi 350 Meter
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Indonesia dan Uni Emirat Arab Sepakati Kerja Sama Energi
Advertisement
Advertisement