Advertisement

Ganjar: Bantuan Kelapa Genjah Merupakan Desain Ketahanan Pangan yang Panjang

Media Digital
Jum'at, 12 Agustus 2022 - 11:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Ganjar: Bantuan Kelapa Genjah Merupakan Desain Ketahanan Pangan yang Panjang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo / Ist

Advertisement

SUKOHARJO-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bantuan ratusan ribu kelapa genjah dari pemerintah pusat untuk masyarakat di Kabupaten Sukoharjo dan Boyolali merupakan desain ketahanan pangan yang panjang.

"Terima kasih, ini bantuan ratusan ribu benih kelapa genjah ya di Boyolali sama Sukoharjo. Menurut saya ini bagian dari mendesain ketahanan pangan kita. Bagus ini, desain ketahanan pangannya musti panjang," kata Ganjar usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penanaman pohon kelapa genjah di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (11/8/2022).

Advertisement

Ganjar menjelaskan, seluruh komponen yang ada pada pohon kelapa bermanfaat. Mulai dari buahnya, daun, hingga batang pohonnya. Maka dari itu ia berpesan agar setelah ditanam, orang tidak membeli atau menjual buah kelapanya tetapi diolah lebih dulu untuk meningkatkan nilai jual hasil produksi.

"Tadi usulannya setelah ditanam, orang tidak membeli atau menjual kelapanya tetapi diproses menjadi olahan seperti gula semut dan minyak kelapa. Ini varian-varian yang menurut saya cukup bagus ya," jelasnya.

Ganjar berharap kelompok-kelompok petani terus dikembangkan dan digerakkan. Ia senang karena bertemu anak-anak muda yang disebut petani milenial.

"Menurut biaya ini bagian yang bagus dan saya ingin ini digerakkan lagi perempuan. Jadi kelompok wanita taninya bergerak lagi," katanya.

Presiden Jokowi mengatakan ada bantuan 110 ribu benih kelapa genjah yang diberikan di Kabupaten Sukoharjo. Lalu ada 44 ribu benih kelapa genjah di Kabupaten Boyolali dan 46 ribu benih kelapa genjah di Karanganyar. Bantuan serupa juga akan diberikan di provinsi-provinsi lain.

"Kita ingin menanam secara nasional kelapa genjah yang hasilnya baru bisa kita lihat setelah 2,5 tahun atau 3 tahun, mulai bisa kita petik buahnya. Setahun perkiraan bisa menghasilkan 140-180 buah kelapa. Kalau kita tanam secara nasional satu juta ya tinggal kalikan saja," katanya di Sukoharjo.

Jokowi mengingatkan, setelah pohon kelapa ditanam maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan industrialisasinya. Kelapa ini sangat mungkin untuk diolah menjadi berbagai produk dengan nilai jual tinggi. Misalnya gula semut dan minyak kelapa.

"Nah ini disiapkan di sini, di setiap desa yang ada kelapa genjahnya dalam jumlah banyak. Sehingga, pertama, ada tambahan income bagi masyarakat. Kedua, tanah yang tidak produktif, pekarangan, kebun, dan lain-lain bisa ditanami kelapa genjah," jelasnya.

Dua anggota Gapoktan Karya Makmur Desa Sanggang, Sudigdo, 60 dan Suyatno, 48, mengatakan bantuan kelapa genjah itu sangat membantu masyarakat Desa Sanggang. Bantuan itu diharapkan dapat mengangkat ekonomi masyarakat Sanggang di mana selama ini selalu bergelut dengan hama monyet.

"Tadi ngobrol dengan Presiden menyampaikan keluhan masyarakat sini, khususnya Desa Sanggang itu sangat berterima kasih dibantu pembudidayaan kelapa genjah karena untuk tanaman lain itu kalah dengan hama monyet," ujar Sudigdo dan Suyatno.

Keduanya berharap prospek kelapa genjah ke depan bagus sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani Desa Sanggang. Selama ini banyak petani di desa itu memilih merantau karena selalu gagal panen akibat hama monyet.

"Kelapa genjah baru kali ini. Dulu di sini terkenal dengan kacang dan singkong tetapi kalah dengan hama monyet lalu petani memilih merantau. Dengan bantuan ini harapannya banyak petani yang menetap di desa dan mengembangkan ekonomi desa lewat pertanian," ujar Sudigdo.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Layanan SIM Keliling Gunungkidul Rabu 30 Oktober 2024

Gunungkidul
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement