Advertisement
Wabah PMK Sebabkan Harga Sapi Anjlok hingga Rp5 Juta

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) memicu panic selling dalam perdagangan ternak di beberapa wilayah. Berdasarkan laporan, bahkan ada yang menjual sapi ternaknya di harga Rp5 juta dari harga normal Rp25 juta per ekor.
Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro mengatakan panic selling muncul lantaran upaya pemerintah terbilang lambat dalam menanggulangi wabah yang menyerang hewan berkaki belah tersebut. Pasalnya, hingga saat ini peternak hanya diberi himbauan-himbauan saja tetapi tidak diberikan disinfektan maupun bantuan obat lainnya.
Advertisement
“Pak menteri menyampaikan dagingnya [hewan terkena PMK] bisa dikonsumsi, tidak menular ke manusia. Tapi itu hanya ke konsumen. Ke peternak sendiri, ternaknya tidak boleh dilalu-lintaskan, bisa disembuhkan dsb. Padahal kenyataannya kematian tinggi dan kerugian tinggi,” ujar Nanang saat dihubungi Bisnis, Jumat (3/6/2022).
Menurut peternak yang juga dokter hewan itu, idealnya ketika terjadi wabah PMK adalah dengan melakukan stemping out (pemusnahan ternak yang terkena PMK). Sebab, PMK bisa menyebar dengan cepat hingga radius 20 kilo meter.
“Tapi ini tidak memungkinkan dalam perundang-undangan kita. Makanya, pemerintah harus memberikan kompensasi kepada peternak. Harus ada diskresi,” tegasnya.
Saat ini, kondisi peternak di daerah yang terkena wabah sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, petani yang kebingungan akibat sapinya tiba-tiba sakit dimanfaatkan pihak-pihak lain untuk mengambil keuntungan.
“Luar biasa [rugi] apalagi di beberapa daerah yang sakitnya tinggi. Itu kemampuan rumah potong hewan terbatas, sehingga yang dipotong paksa hancur harganya, tidak sampai 50 persen. Jadi yang harusnya 25 juta tinggal 5 juta, bahkan 3 juta harga sapinya. Itu di Jawa Timur paling parah,” jelas Nanang.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut saat ini wabah PMK sudah menyebar ke 17 provinsi dan menjangkiti sekitar 40.000 hewan ternak. Kementan mengeklaim PMK sudah cukup terkendali lantaran banyak hewan ternak yang sembuh.
“Memang sebarannya bertambah tapi jumlah kesembuhan sangat naik, jumlah kematian juga turun. Kami akan sajikan datanya. Total saat ini sekitar 40 ribu aja dibandingkan dari jumlah ternak 17 provinsi sekitar 30 juta ternak. Kita sudah isolasi. Langkahnya jelas,” ujar Syahrul tanpa merinci provinsi mana saja yang terkena PMK saat Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (2/6/2022).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- Kasus Riza Chalid, Kejagung Kejar Aset hingga Perusahaan Afiliasi
- Politik Jepang, Takaichi Incar Posisi Perdana Menteri
- Ribuan Orang Unjuk Rasa di London Tolak Kunjungan Donald Trump
- Deretan Selebritas Dunia Galang Dana untuk Palestina
Advertisement

Manunggal Fair Kulonprogo Targetkan 100 Ribu Pengunjung Tahun Ini
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- KPK Segera Umumkan Tersangka Dugaan Kasus Korupsi Kouta Haji
- Tugas ke Luar Kota, Wapres Gibran Tak Hadiri Acara Pelantikan Menteri Baru
- Pengamat Kritisi Kasus Pagar Laut Bekasi yang Hanya Berhenti di Tersangka
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Putus Jaringan Komunikasi, Militer Israel Semakin Brutal Serang Gaza
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
Advertisement
Advertisement