Advertisement
Sandiaga Klaim Okupansi Hotel saat Lebaran Naik 10%
Desa Wisata Sendi di Mojokerto, Jawa Timur./Antara - PLN
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengeklaim periode Lebaran 2022 telah membawa imbas positif ke sektor pariwisata dengan peningkatan okupansi hotel dan desa wisata.
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan kondisi tersebut tercermin dalam peningkatan okupansi hotel di destinasi pariwisata antara 8–10 persen. Menurutnya, tak hanya sektor hotel yang menuai berkah positif selama periode Lebaran 2022 ini tetapi juga desa wisata.
Advertisement
Tren kunjungan ke desa wisata, sebutnya, telah terlihat sepanjang akhir 2021 hingga 30 persen. Namun, khusus selama periode Lebaran 2022 ini, Sandi melihat adanya penaikan kunjungan ke desa wisata hingga 40 persen.
“Okupansi hotel naik 8–10 persen. Tapi banyak juga yang sekarang ke desa wisata. Tahun ini momen Lebaran di desa wisata ada peningkatan 30–40 persen,” ujarnya dikutip, Selasa (3/5/2022).
Sandiaga mencatat desa wisata ada sebanyak 4.200. desa wisata di sepanjang jalur mudik. Pada tahun ini dia ingin mempromosikan dengan lebih baik desa wisata di jalur lintas selatan.
“Selama ini kan Pantura yang biasanya merasakan denyut ekonomi selama Lebaran. Nah, kami ingin jalur selatan juga merasakan,” imbuhnya.
Menparekraf memperkirakan terjadinya perputaran uang selama periode Lebaran 2022 mencapai senilai Rp72 triliun. Menurutnya pembangunan infrastruktur menjadi kunci yang memegang peranan penting dalam menggerakkan ekonomi selama periode Lebaran 2022 ini.
Dia pun memprediksikan pergerakan ekonomi pada periode Lebaran 2022 ini, mayoritas atau sebesar 55–60 persen masih di Jawa dengan komposisi sebesar 60–70 persen ada di jalur pantura. Namun, sebagian mulai tersebar di jalur selatan dan Sumatera. Menurutnya ketidaktersediaan penerbangan dan mahalnya tarif tiket pesawat membuat masyarakat memilih untuk mudik menggunakan jalur darat.
“Potensi perputaran Rp72 triliun dari pariwisata selama Lebaran ini sudah 2 tahun ditunggu-tunggu. Harapannya destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif meraup untung tapi jangan digetok. Karena mulai timbul cerita terus dilakukan mitigasi kok harganya naik misalnya sewa tikar dari Rp10.000–Rp50.000,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Penumpang Bandara YIA Mulai Naik, Puncak Nataru 28 Desember
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Seni dan Arsip untuk Merawat Ingatan Kekerasan oleh Negara
- BMKG Prediksi Cuaca Berawan Tebal di Banyak Wilayah
- Libur Nataru, Waspadai Jalur Ekstrem di Gunungkidul
- Bupati Apresiasi Program Padat Karya di Gunungkidul, Begini Alasannya
- Manchester City ke Semifinal Carabao Cup Seusai Kalahkan Brentford
- Waspada Scam, Ribuan Warga DIY Jadi Korban Penipuan Online
- Keluhan Wisatawan Disikapi, Dispar Gunungkidul Siapkan Solusi
Advertisement
Advertisement




