Advertisement
Pemerintah Beri Sinyal Harga BBM hingga Listrik Naik, Pengamat UGM: Mencederai Tuntutan Mahasiswa
Pertalite, produk bensin baru dari Pertamina - Antara/M. Agung Rajasa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan sinyal bahwa harga BBM (Pertalite dan Solar), Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg, dan tarif listrik akan naik dalam waktu dekat.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI pada Rabu (13/4/2022), Arifin menyampaikan, hal tersebut dilakukan sebagai upaya jangka menengah dan dan panjang guna menghadapi harga minyak dunia yang kini berada di atas US$100 per barrel.
Advertisement
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan, jika benar keempat harga komoditi tersebut dinaikkan, keputusan tersebut mencederai tuntutan mahasiswa, dimana salah satunya adalah tuntutan penurunan harga BBM pada unjuk rasa Senin (11/4/2022).
Tak hanya itu, naiknya keempat harga komoditi tersebut kata Fahmy akan menyulut kenaikan inflasi secara signifikan, yang menyebabkan naiknya harga-harga kebutuhan pokok, memperburuk daya beli masyarakat dan menambah beban rakyat.
"Pemerintah akan mendahulukan meringankan beban Pertamina atau meringankan beban rakyat Indonesia? Pemerintah sudah seharusnya lebih memihak wong cilik ketimbang memihak Pertamina. Sungguh sangat ironis, rakyat miskin, yang tidak pernah beli BBM dan LPG 3 kg lantaran tidak memiliki kendaraan bermotor dan kompor gas, harus ikut menanggung beban kenaikkan harga-harga kebutuhan pokok," kata Fahmy melalui keterangan tertulis, Jumat (15/4/2022).
BACA JUGA: WISATA JOGJA: Bus Jogja Heritage Track Mulai Diujicobakan Kelilingi Rute Sumbu Filosofi
Menurutnya, masih banyak upaya yang bisa dilakukan untuk meringankan beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akibat kenaikan harga minyak dunia, tanpa menaikkan harga Pertalite, Solar, LPG 3 kg dan tarif listrik.
Salah satunya adalah merelokasi dana windfall dari meningkatnya harga batubara dan dana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang diberlakukan pada 1 April 2022.
"Kalau masih kurang, anggaran pembangunan IKN [Ibu Kota Negara] bisa digunakan lebih dulu untuk menambal subsidi kepada rakyat," tegasnya.
Mengingat dampak yang ditimbulkan akibat kenaikan harga keempat komoditi tersebut, yang mana dapat menurunkan daya beli dan menambah beban rakyat miskin, Fahmy meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menaikkan harga Pertalite, Solar, LPG 3 kg dan tarif listrik sepanjang 2022.
"Selain itu, mohon agar Presiden Joko Widodo menertibkan Menteri Kabinet Indonesia Maju untuk tidak membuat pernyataan di publik terkait wacana kenaikan harga-harga komoditi strategis, termasuk BBM, gas melon, dan tarif listrik" ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Liverpool Tekuk Tottenham 2-1, The Reds Naik ke Posisi Lima
- Jadwal KRL Solo-Jogja Minggu, Tarif Rp8.000 Sekali Jalan
- Jadwal DAMRI Bandara YIA ke Sleman dan Jogja Minggu
- Cuaca DIY Minggu Ini Didominasi Hujan Ringan
- Jadwal SIM Keliling Kulonprogo Desember 2025, Ada Layanan Malam
- Leverkusen Tekuk Leipzig 3-1, Naik ke Posisi Tiga Bundesliga
- SIM Keliling Bantul Hadir di MPP hingga Parasamya
Advertisement
Advertisement




