Advertisement
Ini Mutasi Varian Omicron yang Diwaspadai Ilmuwan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Varian Omicron telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli karena adanya lebih dari 50 mutasi, 32 di antaranya terletak di protein lonjakan virus, bagian dari virus yang mengikat sel manusia.
Varian Omicron COVID-19 ditemukan menyebar di Afrika Selatan menjadikannya mutan tercepat yang diberi label 'varian yang menjadi perhatian' oleh Organisasi Kesehatan Dunia pekan lalu. Kemunculannya telah mendorong banyak negara untuk memberlakukan pembatasan perjalanan baru ke dan dari berbagai negara Afrika. Menurut laporan terbaru, varian tersebut telah ditemukan setidaknya di 19 negara.
Advertisement
Meskipun tidak semasif delta dalam penyebaran dan dalam hal ancaman rawat inap, omicron telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli karena adanya lebih dari 50 mutasi, 32 di antaranya terletak di protein lonjakan virus, bagian dari virus yang mengikat sel manusia.
Sementara penelitian sedang berlangsung tentang efek mutasi ini, beberapa di antaranya telah terlihat pada varian sebelumnya terutama yang disebut E484A yang, menurut laporan, memungkinkannya untuk menghindari antibodi, senjata utama sistem kekebalan untuk menetralisir infeksi.
Mutasi lain N501Y yang sebelumnya terlihat pada varian Alpha dan Gamma, dan bertanggung jawab atas peningkatan transmisibilitasnya, juga terlihat pada varian Omicron.
Menurut sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan oleh para peneliti dari University of Texas dan diterbitkan dalam jurnal Nature, mutasi ini meningkatkan kemampuan virus untuk bereplikasi di saluran napas bagian atas, sehingga meningkatkan penularan ketika orang yang terinfeksi bernapas, batuk atau bersin.
Selain itu, varian Omicron juga membawa mutasi D614G yang membantu virus mengikat dirinya ke sel lebih efektif.
Sesuai laporan dari The Financial Times, varian Omicron membawa 15 mutasi pada receptor-binding domain (RBD), bagian dari protein lonjakan yang menentukan kemampuan virus untuk menempel pada sel manusia.
Para ilmuwan juga telah mengidentifikasi empat mutasi lain yang dapat meningkatkan penghindaran respon imun. Selain itu, empat mutasi lain telah ditemukan yang, menurut para ilmuwan, dapat memberikan penghalang lebih lanjut terhadap antibodi. Tiga mutasi lagi yang terletak di situs pembelahan furin virus lokasi reaksi biokimia utama juga dapat meningkatkan transmisibilitas varian.
Akhirnya, tiga penghapusan lebih lanjut dalam protein yang bukan bagian dari protein lonjakan juga dapat berdampak pada efek vaksin terhadap varian tersebut.
BACA JUGA: Olahraga Dapat Mencegah Alzheimer, Ini Buktinya
Masih banyak yang tidak kita ketahui tentang varian Omicron dan penelitian sedang berlangsung untuk menentukan efek gabungan dari berbagai mutasi yang dibawanya. Beberapa pendapat menyebutkan bahwa varian tersebut dapat dideteksi dengan pengujian RT-PCR konvensional, yang berarti bahwa sekuensing genomik keseluruhan tidak diperlukan.
Ini membuat tugas mengevaluasi keberadaan dan penyebaran varian dalam klaster secara signifikan lebih mudah bagi otoritas pengawasan COVID-19.
Para ilmuwan juga masih mencoba mengidentifikasi asal virus dengan satu teori yang menunjukkan bahwa virus itu mungkin muncul pada individu dengan gangguan kekebalan di Afrika Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement