Advertisement
WHO Amati Lima Varian Baru Corona, Apa Saja?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan terdapat lima jenis varian baru virus Covid-19 yang masuk dalam kategori varian yang diamati atau variant of interest (VOI) oleh Prganisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Lima varian yang masuk kategori tersebut adalah Eta, Iota, Kappa, Lambda dan Mu.
Advertisement
"Varian-varian yang masuk dalam kategori VOI diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik virus, dilihat dari perubahan genetiknya maupun karena pengaruhnya terhadap transmisi di komunitas, termasuk memunculkan klaster kasus di beberapa negara," kata Wiku dalam keterangan pers secara virtual, Jumat (10/9/2021).
Dia mengatakan, respons yang tepat dalam menghadapi keberadaan VOI ini ialah terus memantau perkembangan informasi dari WHO.
"Terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi seiring dengan studi lanjutan yang dilakukan, yaitu berubahnya status VOI menjadi VOC, sebagaimana yang dialami varian Delta, atau statusnya bisa berubah menjadi tidak aktif di suatu wilayah," ujarnya.
Wiku menjelaskan jenis varian Covid-19 dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu varian yang menjadi perhatian atau variant of concern (VOC) dan varian yang diamati atau variant of interest (VOI).
Wiku menjelaskan varian yang termasuk dalam VOC merupakan varian yang sudah terbukti mengalami perubahan karakteristik, seperti lebih menular, meningkatkan keparahan gejala, menurunkan efektivitas kekebalan tubuh, menurunkan akurasi alat diagnostik, atau menurunkan efektivitas obat dan terapi.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Booster Hanya untuk Orang dengan Imun Lemah
Saat ini, terdapat empat VOC yang perlu menjadi perhatian, yakni Alpha, Beta, Gamma dan Delta.
Wiku menjelaskan varian Alpha bersifat lebih menular dan lebih berpeluang menyebabkan keparahan gejala. Varian Beta dan Gamma, disampaikan, bersifat lebih menular serta meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di rumah sakit.
Varian Delta, bersifat lebih menular bahkan bagi orang yang telah tervaksinasi, serta meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di rumah sakit.
"Untuk itu respons tepat dalam menghadapi keberadaan VOC ini ialah memperketat kebijakan mobilitas dengan skrining berlapis khususnya bagi pelaku perjalanan asal negara di mana varian tersebut juga ditemukan," kata Wiku.
Selain itu, dia juga meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi tertular dengan meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan di manapun dan kapanpun.
Pasalnya, ancaman varian baru Covid-19 tidak hanya berasal dari luar Indonesia, namun bisa saja terbentuk di dalam negeri.
"Semua virus, termasuk virus SARS Cov-2 penyebab Covid-19 mengalami perubahan terus-menerus. Fakta ini merupakan pengingat bahwa virus akan terus bermutasi selama virus masih ada dan beredar di masyarakat," ujarnya.
Pemerintah, imbuhnya, selalu berusaha menekan angka kasus infeksi melalui berbagai kebijakan yang menyeluruh.
Dengan begitu, menurut dia, semakin rendah penularan yang terjadi di masyarakat maka semakin kecil pula kemungkinan virus mengalami perubahan menjadi varian baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Usai Penembakan Charlie Kirk, Trump Usul Anggaran Keamanan Naik Rp952 Miliar
- Begini Penampilan Anak Elon Musk di New York Fashion Week
- Cegah Ancaman Serangan Drone, Polandia Kerahkan Jet Militer
- Spanyol Segera Tertibkan UU Larangan Merokok dan Vaping di Tempat Umum
- Sebuah Bar di Madrid Meledak, 25 Orang Terluka
Advertisement

Perahu Nelayan di Kulonprogo Terbalik, 2 Nelayan Selamat
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- PBNU Desak KPK Tetapkan Tersangka Kasus Korupsi Kuota Haji, Ini Alasannya
- Sejuta Lebih Warga Palestina Menolak Dievakuasi ke Wilayah Selatan Jalur Gaza
- Banyak Orang Hilang Sejak Aksi Demo, Polda Buka Posko Pengaduan 24 Jam
- Respons 7 Desakan Darurat Ekonomi, Luhut Temui Aliansi Ekonom
- Pembunuh Charlie Kirk Dikabarkan Memiliki Riwayat Penyakit Mental
- Awal 2026, Indonesia Terima 3 Pesawat Tempur Rafale
- Kemenkes Akui Hadapi Tantangan Berat dalam Penanganan KLB Campak
Advertisement
Advertisement