Advertisement
Anda Punya Komorbid! Jangan Ragu untuk Vaksinasi, Begini Penjelasan Dokter
Ilustrasi vaksin Covid-19. - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Di masa pandemi Covid-19, mereka yang berusia di atas 12 tahun diwajibkan untuk divaksinasi Covid-19 untuk mengurangi gejala berat Covid hingga kematian. Namun, beberapa orang dengan komorbid masih ragu-ragu untuk melakukan vaksinasi.
Spesialis kedokteran jiwa dari RS Omni Alam Sutera Tanggerang, dr Andri menjelaskan, komorbid adalah suatu kondisi penyakit penyerta yang biasanya terjadi bersamaan dengan adanya penyakit utama lainnya. Jadi komorbid adalah kondisi-kondisi yang berkaitan dengan gangguan atau penyakit yang sebenarnya penyakit tidak menular, dan biasanya dikaitkan dengan penyakit kronis.
“Misalnya penyakit diabetes atau kencing manis, jantung, pembuluh darah dan tekanan darah tinggi, pasca stroke atau masalah yang terkait dengan pembuluh darah otak, kemudian gangguan jiwa,seperti cemas dan depresi itu juga komorbid sebenarnya.” kata dr Andri. “Dan biasanya juga ada penyalahgunaan zat seperti alkohol atau bekas pengguna narkotika, itu juga komorbid.”
Jika melihat masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya orang yang mengidap diabtes, komorbidnya adalah obesitas, LDL yang tinggi atau biasanya gangguan yang berkaitan dengan ginjal.
“Ini yang biasanya terkait. Artinya kondisi diabetes ini akan diperberat oleh kondisi obesitas misalnya, jika ada. Inilah yang disebut komorbid,” jelas dr Andri melalui laman YouTube nya, Senin (2/8/2021).
Pada orang yang saat ini dalam keadaan tertentu, seperti terinfeksi Covid-19 misalnya, maka yang disebut komorbid adalah diabetes, jantung, gangguan pasca stroke, dan penyakit autoimun. Menurut dr Andri, jika Anda mengalami masalah-masalah ini, maka sebaiknya jika Anda ingin divaksin namun takut karena memiliki komorbid yang telah disebutkan sebelumnya, ada baiknya untuk ditanyakan kepada dokter yang merawat.
BACA JUGA: Jumlah Terbatas, Vaksin Covid-19 di Sleman Diprioritaskan untuk Dosis Kedua
“Sepanjang yang saya tahu, misalnya teman-teman punya hipertensi, selagi tensinya terkontrol dengan obat, tidak masalah. Kemudian, untuk penyakit autoimun perlu ditanyakan. Kalau dalam kondisi akut, sebaiknya jangan, karena bagaimanapun vaksin itu adalah inactivated virus ya, kalau di Sinovac. Jadi kalau di suntik dengan inactivated virus dalam kondisi badan yang kurang sehat tentunya akan membuat masalah pada pasien itu, dan dapat menjadi masalah yang lebih dominan.” jelasnya.
Apabila gangguan-gangguan seperti hipertensi, diabetes atau autoimun Anda dalam kondisi yang terkontrol, dengan perawatan dokter dan obat, maka tidak masalah untuk melakukan vaksinasi. Namun, jika Anda masih bingung dan ragu, segera berkonsultasi dengan dokter yang merawat.
Kemudian berkaitan dengan masalah kejiwaan menurut dr Andri, sebenarnya tidak ada masalah. Anda dengan gangguan kejiwaan seperti cemas atau depresi masih dapat mengonsumsi obat-obatan, baik sebelum divaksin, maupun sesudah divaksin.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
- PBB Desak Israel Buka Akses Bantuan, Palestina Angkat Bicara
- Langgar VoA, Imigrasi Bali Deportasi Bintang Porno Asal Inggris
- Banjir Besar Menerjang AS dan Kanada, Puluhan Ribu Mengungsi
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Bantul, Sabtu 13 Desember 2025
- Jadwal KRL Jogja Solo, Sabtu 13 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul, Sabtu 13 Desember 2025
- Rekayasa Lalin Kotabaru Diputuskan Akhir Pekan, Ini Agendanya
- Jadwal DAMRI ke Bandara YIA, Sabtu 13 Desember 2025
- Xiaomi Rilis HyperOS 3 Berbasis Android 15 ke Banyak Perangkat
- Indra Sjafri Akui Bertanggung Jawab atas Gagalnya Timnas U-23
Advertisement
Advertisement





