Advertisement
Sindiran Pedas Refly Harun untuk Pemerintah: Semua Bisa Disulap untuk Presiden
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun - Youtube Channel Refly Harun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Setiap kali ada kunjungan Presiden maupun pejabat-pejabat negara ke suatu daerah, biasanya petugas terkait di daerah setempat akan mempersiapkan wilayah untuk menyambut.
Pakar hukum tata negara Refly Harun kemudian menceritakan pengalaman yang dialaminya terkait situasi atau suatu tempat bisa disulap sedemikian rupa demi menyambut pejabat atau Presiden.
Advertisement
Hal ini disampaikannya dalam YouTube Refly Harun berjudul "Viral!! Pengungsi Emosi!! Disuruh Pindah Karena Jokowi Mau Datang!!" yang diunggah pada Rabu (20/1/2021). Video tersebut terkait rekaman Twitter Mas Piyu (@maspiyuaja) yang sempat viral setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke lokasi pengungsian banjir di Kalimantan.
"Saya pernah mendapatkan pengalaman dari seorang teman pergi ke daerah di Sumatra Barat, tiba-tiba presiden ingin menginap dan kebetulan karena tidak pakai protokol yang ketat, ya dia menginap saja, pengen menginap di suatu tempat. Langsung kalang kabut [semua petugas]," ungkap Refly seperti dikutip, Rabu (20/1/2021).
Meski demikian, Refly tidak menyebutkan siapa presiden yang dia maksud kala itu. Dia hanya ingin menceritakan bagaimana seorang pejabat negara diperlakukan oleh pemerintah daerah.
Sesaat setelah Presiden mengungkapkan keinginan sederhananya, dia bercerita bahwa petugas langsung melakukan pembersihan daerah. Bahkan sampai dibelikan karpet baru, tempat tidur baru, dan kebutuhan lainnya.
"Apa saja bisa disulap untuk Presiden yang mau datang." katanya.
BACA JUGA: Hujan Deras, Tebing Setinggi Tujuh Meter di Gunungkidul Longsor
Refly juga berbagai pengalaman saat dahulu saat ada kunjungan seorang menteri di desanya. Dia mencirikan bahwa menteri ini saat menjabat sering melakukan safari Ramadhan.
Saat itu, desa Refly belum mengadakan kegiatan apa pun di bulan puasa. Oleh petugas-petugas terkait di daerah itu, seketika dibuatlah kelompok kaum pendengar, pembaca, dan pemirsa atau dahulu disebut sebagai kelompok pencapir.
Bahkan, pejabat daerah bahkan melakukan pengaktifan pesantren yang sebenarnya tidak aktif.
"Ibu-ibu PKK pun menjadi sibuk sehingga saat menteri ini datang dipastikan bahwa daerah ini terlihat baik dan ada kegiatan," jelasnya.
Karena itu, Refly maklum jika kondisi seperti itu masih berlangsung hingga saat ini. Meski demikian, dia mengatakan perlakuan seperti ini tidak banyak diketahui karena media sosial pun belum ada.
"Kalau pemimpin selalu dibegitukan maka dia tidak akan pernah real merasakan penderitaan rakyat," ujar Refly.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban
- Percepatan Papua, Prabowo Ancam Pecat Pejabat Bermasalah
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
Advertisement
Sekolah Negeri di Jogja Wajib Terima ABK, Ini Penegasan Pemkot
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Selidiki Penganiayaan Sajam di Depok Sleman, Korban Luka
- Badai Kencang Robohkan Replika Patung Liberty di Brasil
- Dishub Bantul Prediksi Puncak Arus Nataru 24 Desember
- Chery Lewat Exeed Bidik Le Mans, Debut Ditargetkan Sebelum 2030
- KPK Dalami Peran Irjen Kemenaker di Skandal Sertifikat K3
- Indonesia Tempel Thailand di Klasemen SEA Games 2025
- Fitur WhatsApp Status Desktop Tersedia, Edit Foto & Video Mudah
Advertisement
Advertisement



