Advertisement
Merapi Erupsi, Ratusan Orang Bertahan di Kawasan Rawan Bencana karena Percaya Ilmu Titen
Luncuran awan panas Gunung Merapi menuju hulu Sungai Krasak sekitar pukul 12.44 WIB terlihat dari Kawasan Turi, Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Sleman, Kamis (7/1/2021). - Harian Jogja/Gigih M Hanafi
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Sedikitnya 365 jiwa atau 123 keluarga (KK) di kawasan rawan bencana (KRB) III, yakni di Sidorejo, Kecamatan Kemalang , Klaten, Jawa Tengah, masih bertahan di rumah masing-masing, Sabtu (9/1/2021). Ratusan warga tersebut memilih bertahan di rumahnya masing-masing karena masih merasa aman dan nyaman meski Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi. Mereka percaya ilmu titen.
Pemerintah Kecamatan Kemalang menggelar koordinasi dengan tokoh masyarakat (tomas), perangkat desa (perdes), sukarelawan, dan elemen masyarakat lainnya di Balai Desa Sidorejo, Kemalang, Sabtu (9/1/2021) siang. Dalam kesempatan itu, Pelaksana Tugas (PLt) Camat Kemalang, Sudiyono, mengimbau ke masyarakat di KRB III di Sidorejo agar segera mengungsi ke tempat evakuasi sementara (TES).
Advertisement
BACA JUGA: Warga Girikerto Turi Belum Akan Dievakuasi, Ini Alasannya
Di sisi lain, warga di Sidorejo lebih memilih bertahan di daerahnya masing-masing. Di hadapan Sudiyono, warga di Sidorejo mengaku sudah menyiapkan berbagai hal, termasuk rencana evakuasi.
"Warga yang tinggal di KRB III di Sidorejo mencapai 365 jiwa. Semua itu berada di Dukuh Deles, Petung, dan Mbangan. Sebagian warga masih merasa aman dan nyaman karena arah lava pijar mengarah ke barat dan barat daya [Magelang]. Meski seperti itu, warga siap mengevakuasi sewaktu-waktu. Jalur evakuasi sudah ready, yakni di jalur tengah atau poros desa," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Sri Widagdo, saat ditemui wartawan di kantornya, Sabtu (9/1/2021).
Sri Widagdo mengatakan di desanya terdapat tiga jalur evakuasi. Masing-masing berada di jalur tengah, timur, dan barat di desa setempat. Jalur evakuasi menjadi hal paling urgen yang harus disiapkan di tengah kondisi Gunung Merapi seperti sekarang ini.
BACA JUGA: Merapi Kembali Muntahkan Lava Pijar 7 Kali Diwarnai Awan Panas Guguran
"Kalau jalur menuju objek wisata sudah rusak parah. Selain untuk evakuasi warga, jalur itu juga mendukubg evakuasi ternak. Di tiga dukuh di KRB III itu ada 800-an ekor sapi," katanya.
Plt Camat Kemalang, Sudiyono, menghormati keputusan warga di KRB III di Sidorejo yang memilih bertahan meski Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi. Berbagai persiapan sudah dilakukan, mulai dari pendataan, jalur evakuasi, prioritas pengungsi, persiapan fasilitas di tempat evakuasi sementara (TES), dan lainnya.
"Kami selalu mengingatkan warga agar segera mengungsi. Tapi, mereka memilih tetap bertahan terlebih dahulu. Meski seperti itu, mereka sudah menyiapkan berbagai persiapan. Tenda di TES sudah tersedia," katanya.
BACA JUGA: Lava Pijar Merapi Terus Menyembur dalam Sepekan, BPPTKG: Potensi Bahaya
Gunung Merapi mulai mengeluarkan guguran material yang diduga lava pijar, dalam beberapa waktu terakhir. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi tahun 2021. Fase erupsi itu ditandai dengan keluarnya magma dari dalam Gunung Merapi. BPPTKG juga telah menyampaikan Gunung Merapi berstatus siaga sejak, Kamis (5/11/2020).
Selain Sidorejo, daerah KRB III di Klaten, yakni Desa Balerante dan Tegalmulyo. Kedua desa itu masih berada di Kecamatan Kemalang. Berbeda dengan Sidorejo, warga di Balerante dan Tegalmulyo sudah mulai mengungsi di TES. Hingga Jumat (8/1/2021) malam, jumlah pengungsi di Balerante mencapai 227 jiwa. Di samping itu juga terdapat 114 hewan ternak sapi yang sudah dibawa ke kandang komunal di Balerante. Sedangkan jumlah pengungsi di Tegalmulyo mencapai 54 orang.
"Kenapa warga di Sidorejo belum mengungsi ke TES? Karena warga di sini lebih percaya ilmu titen [berdasarkan pengalaman] daripada teori. Apalagi, arah lava pijar ke barat dan barat daya. Meski seperti itu, warga di sini sudah siap-siap mengungsi ke tempat saudaranya masing-masing [bukan ke TES]," kata tokoh masyarakat Sidorejo, Kemalang, Sukiman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Buruh Sleman Nilai UMK 2026 Tak Layak, Tuntut KHL Rp4,6 Juta
Advertisement
Menyusuri Sungai Sekonyer, Gerbang Wisata Orang Utan Tanjung Puting
Advertisement
Berita Populer
- Chelsea Tumbang di Kandang, Aston Villa Menang 2-1
- Daftar Pilihan Acara Perayaan Tahun Baru 2026 di Jogja
- Cara Mudah ke Pantai Parangtritis dan Baron dengan Bus Sinar Jaya
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 28 Desember 2025
- Lewati Malioboro hingga Borobudur, Berikut Jadwal DAMRI Jogja-Semarang
- Juventus Menang 2-0 atas Pisa, Naik ke Tiga Besar Serie A
- Xiaomi 17 Ultra Leica Ludes, Harga Melonjak di Pasar Bekas
Advertisement
Advertisement



