Advertisement
Muhammadiyah Diajukan Sebagai Calon Penerima Nobel Perdamaian

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Berperan membantu pembebasan dan perdamaian bangsa-bangsa Islam, Muhammadiyah dicalonkan oleh Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM sebagai penerima Nobel Perdamaian.
Pada peran terakhirnya, Muhammadiyah dianggap berhasil mengambil peran dalam mewujudkan integrasi dan perdamaian antara kelompok militer Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dengan pemerintah Filipina pada 2012.
Advertisement
“Muhammadiyah sangat spesial dalam usaha perdamaian. Kami masih membutuhkan Muhammadiyah dalam pengembangan bidang pendidikan,” ujar perwakilan Bangsa Moro, Mohajirin Ali, mengutip keterangan resmi Muhammadiyah, Senin (14/12/2020).
BACA JUGA : Ini Daftar Lengkap Pemenang Nobel 2020
Muhammadiyah terlibat aktif sebagai anggota International Contact Group (ICG) untuk membantu proses perdamaian antara pemerintah Filipina dengan pihak Front Pembebasan Islam Moro (MILF) sebelum tahun 2008 hingga saat ini.
Saat ini, setelah diberikan otonomi khusus oleh pemerintah Filipina, Bangsa Moro berusaha melakukan penguatan proses integrasi. Parlemen otonom bangsa Moro menganggarkan mayoritas dana pembangunan untuk sektor pendidikan.
Selanjutnya, pada Juni 2019 lalu rombongan tokoh agama, tokoh politik, akademisi Bangsa Moro datang ke PP Muhammadiyah Jakarta untuk meminta kerjasama penguatan kurikulum Islami yang moderat.
BACA JUGA : KAMPUS JOGJA : UGM Beri Penghargaan Dua Peraih Nobel
Saat ini, Mohajirin menjelaskan proses normalisasi peralihan integrasi antara pejuang militer MILF masih berjalan meski tersendat oleh pandemi Covid-19. Sebanyak 12.145 kombatan dari 40.000 kombatan MILF telah dinonaktifkan dan 2.500 senjata dari 7.500 senjata telah diserahkan kepada pemerintah.
Penyediaan bantuan moneter dan non-moneter untuk para pejuang MILF yang telah dinonaktifkan yang mencakup uang muka, paket perumahan, program sosial-ekonomi dan mata pencaharian juga masih tersendat karena pandemi.
Mohajirin berharap, peran Muhammadiyah tetap hadir untuk mewujudkan perdamaian yang sepenuhnya bagi bangsa Moro.
Tidak hanya di Moro, peran melintasi Muhammadiyah juga hadir di Rakhine State, Myanmar, Palestina, hingga Pattani di Thailand Selatan.
BACA JUGA : Nobel Fisika Tahun Ini Diberikan kepada Penemu Lubang
Atas peran-peran inilah Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM) sempat mengajukan Muhammadiyah sebagai calon penerima Nobel Perdamaian pada tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

Daftar Sekolah Terdampak Tol Jogja-Sol dan Jogja-Bawen, Hanya 1 Direlokasi
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
- Hubungan Venezuela-AS Memanas, Ini Penyebabnya
- Bali Kembali Banjir, Kini Sampai ke Canggu
- Hari Ini Ada Demo, Polisi Kerahkan 4.562 Personel Amankan Jakarta
Advertisement
Advertisement