Advertisement
Rizal Ramli dan JK Saling Serang ihwal Dapur Istana
Jusuf Kalla - JIBI/Bisnis.com/Nancy Junita
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Perseteruan antara Rizal Ramli dan Jusuf Kalla mencuat ke publik. Jusuf Kalla dan Rizal Ramli saling menyampaikan keterangan yang bertolak belakang terkait relasi keduanya. Hingga saat ini belum jelas, di antara keduanya siapa yang berbicara sebenar-benarnya.
Saat dikonfirmasi wartawan senior Karni Ilyas terkait pernyataan Rizal Ramli, Jusuk Kalla (JK) menyampaikan sejumlah keterangan.
Advertisement
JK menyebut Ekonom senior Rizal Ramli tidak diperhitungkan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) pada periode pertama.
“Waktu zaman Jokowi [periode pertama], [Rizal Ramli] tidak diperhitungkan juga,” kata JK dikutip dari Youtube Karni Ilyas, Jumat (6/11/2020).
JK juga menyebutkan bahwa ketika menjadi Menko Perekonomian Rizal Ramli tidak mampu memimpin orang. JK menyebut banyak menteri tidak mau hadir saat diundang rapat oleh Rizal.
“Kalau rapat menko, jarang mau hadir menteri itu di bawah dia. Tidak ada yang hadir kalau dia panggil rapat, hanya dikirim dirjennya saja karena tidak bisa pimpin orang,” jelas JK.
Pernyataan JK tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Rizal Ramli kepada Karni dua pekan sebelumnya.
Kepada Karni Ilyas, Rizal menyebut ada dua orang yang terganggu ketika dirinya menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dalam kabinet periode pertama pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
“Tapi memang, ada dua orang yang terganggu. Satu Pak JK [Jusuf Kalla], yang biasanya sangat dominan, sangat didengarkan di sidang kabinet, begitu ada saya [di kabinet] bubar, karena Pak Jokowi lebih dengar saya,” kata Rizal Ramli kepada Karni Ilyas, dikutip dari YouTube Karni Ilyas, Jumat (23/10/2020).
Kedua, sambung Rizal, adalah orang-orang yang terkait kasus reklamasi teluk Jakarta.
Saat itu, Rizal memutuskan untuk melalukan moratorium karena menurutnya sejumlah peraturan terkait reklamasih masih tumpang tindih.
“Saya waktu itu putuskan karena peraturannya masih tumpang tindih, kita moratorium dulu sembari kita pelajari yang tidak membahayakan go ahead, yang terlalu membahayakan [karena deket power station] dan sebagainya itu kita setop,” ungkap Rizal.
Pengusaha-pengusaha di balik proyek reklamasi tersebut dinilai Rizal merasa terganggu sehingga melakukan berbagai cara untuk melengserkannya dari jabatan Menko Kemaritiman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Heboh Stasiun Gambir Jakarta Pusat Bocor Saat Hujan Deras
- Perayaan Natal Dunia Serukan Perdamaian untuk Palestina dan Ukraina
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
Advertisement
Advertisement
Menikmati Senja Tenang di Pantai Kerandangan Senggigi Lombok Barat
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Imbau Warga Tak Nyalakan Kembang Api Saat Tahun Baru
- Lengkap! Daftar Jalur Trans Jogja Terbaru
- Libur Nataru, Arus Lalu Lintas Tol Cipali Ramai Lancar
- Agenda Akhir Tahun 2025 di Jogja, dari Museum hingga Panggung Musik
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 25 Desember 2025
- Naik Bus KSPN Sinar Jaya ke Parangtritis dan Baron, Cek Tarifnya
- Waspada Hujan Petir, BMKG Rilis Prakiraan Cuaca Kamis Ini
Advertisement
Advertisement




