Advertisement

Rizal Ramli dan JK Saling Serang ihwal Dapur Istana

Aprianus Doni Tolok
Minggu, 08 November 2020 - 18:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Rizal Ramli dan JK Saling Serang ihwal Dapur Istana Jusuf Kalla - JIBI/Bisnis.com/Nancy Junita

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Perseteruan antara Rizal Ramli dan Jusuf Kalla mencuat ke publik. Jusuf Kalla dan Rizal Ramli saling menyampaikan keterangan yang bertolak belakang terkait relasi keduanya. Hingga saat ini belum jelas, di antara keduanya siapa yang berbicara sebenar-benarnya.

Saat dikonfirmasi wartawan senior Karni Ilyas terkait pernyataan Rizal Ramli, Jusuk Kalla (JK) menyampaikan sejumlah keterangan.

Advertisement

JK menyebut Ekonom senior Rizal Ramli tidak diperhitungkan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) pada periode pertama.

“Waktu zaman Jokowi [periode pertama], [Rizal Ramli] tidak diperhitungkan juga,” kata JK dikutip dari Youtube Karni Ilyas, Jumat (6/11/2020).

JK juga menyebutkan bahwa ketika menjadi Menko Perekonomian Rizal Ramli tidak mampu memimpin orang. JK menyebut banyak menteri tidak mau hadir saat diundang rapat oleh Rizal.

“Kalau rapat menko, jarang mau hadir menteri itu di bawah dia. Tidak ada yang hadir kalau dia panggil rapat, hanya dikirim dirjennya saja karena tidak bisa pimpin orang,” jelas JK.

Pernyataan JK tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Rizal Ramli kepada Karni dua pekan sebelumnya.

Kepada Karni Ilyas, Rizal menyebut ada dua orang yang terganggu ketika dirinya menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dalam kabinet periode pertama pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

“Tapi memang, ada dua orang yang terganggu. Satu Pak JK [Jusuf Kalla], yang biasanya sangat dominan, sangat didengarkan di sidang kabinet, begitu ada saya [di kabinet] bubar, karena Pak Jokowi lebih dengar saya,” kata Rizal Ramli kepada Karni Ilyas, dikutip dari YouTube Karni Ilyas, Jumat (23/10/2020).

Kedua, sambung Rizal, adalah orang-orang yang terkait kasus reklamasi teluk Jakarta.

Saat itu, Rizal memutuskan untuk melalukan moratorium karena menurutnya sejumlah peraturan terkait reklamasih masih tumpang tindih.

“Saya waktu itu putuskan karena peraturannya masih tumpang tindih, kita moratorium dulu sembari kita pelajari yang tidak membahayakan go ahead, yang terlalu membahayakan [karena deket power station] dan sebagainya itu kita setop,” ungkap Rizal.

Pengusaha-pengusaha di balik proyek reklamasi tersebut dinilai Rizal merasa terganggu sehingga melakukan berbagai cara untuk melengserkannya dari jabatan Menko Kemaritiman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 13:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement