Advertisement
Asita: Hotel di Sejumlah Kawasan Wisata di Indonesia Terisi Penuh
Ilustrasi hotel
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Warga di Tanah Air sedang menikmati libur panjang cuti bersama yang jatuh pada akhir Oktober 2020. Musim liburan ini menjadi berkah bagi sektor perhotelan di sejumlah destinasi wisata. Destinasi-destinasi seperti Bogor, Bandung, Cirebon, dan Jogja menjadi daerah yang mendapatkan berkah dari libur panjang kali ini.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Budijanto Ardijansjah pemesanan kamar hotel di daerah-daerah tersebut yang sebagian besar dilakukan via platform daring melonjak tinggi.
Advertisement
"Tingkat hunian hotel bagus. Terutama di tempat wisata seperti Bandung, kawasan Puncak Bogor, Jogja, dan Pangandaran. Rata-rata sudah fully booked dengan tingkat penghunian hotel 90-100 persen," kata Budijanto, Kamis (29/10/2020).
Baca juga: Komunitas Indonesia Timur Gelar Donor Darah dengan Penerapan Protokol Kesehatan
Gelombang wisatawan domestik pada periode libur panjang sejak 28 Oktober - 1 November 2020 dikatakan mampu mendongkrak tingkat hunian hotel di daerah-daerah tersebut hingga 100 persen dibandingkan dengan masa hari kerja atau weekdays.
Bahkan, lanjut Budijanto, lebih tinggi dibandingkan dengan lonjakan yang juga sudah mulai terjadi pada akhir pekan biasa, yang menurut estimasi Asita, memiliki rata-rata okupansi hotel 50-60 persen untuk daerah-daerah wisata di Pulau Jawa yang dapat diakses melalui jalur darat.
Lonjakan angka okupansi yang terjadi di sejumlah wilayah pada liburan panjang ini diakui oleh pelaku usaha sebagai hal yang cukup menggembirakan. Pasalnya, menurut data BPS, tingkat penghunian kamar hotel berbintang dari Januari-Agustus 2020 turun 16,24 persen akibat terdampak pandemi Covid-19.
Baca juga: Pemerintah Ingin Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Internasional
Namun, dia menilai masih terdapat sejumlah hal yang harus dilakukan oleh pemerintah. Terutama, untuk memperluas penyebaran wisatawan agar lebih merata, yang mana saat ini didominasi oleh pelancong asal DKI Jakarta.
Selain menurunkan harga tiket pesawat, jelasnya, pemerintah juga harus menambah jumlah bandara yang membebaskan wisatawan dari pajak bandara. Saat ini, kata Budijanto, jumlah bandara yang tidak mengenakan airport tax hanya 13 bandara.
"Target market utamanya kan masih masyarakat Jakarta. Ke depannya harus diperluas target marketnya," sambungnya.
Perlu juga diketahui, untuk pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan pemerintah saat ini menjalankan pengecekan secara acak terhadap wisatawan di destinasi wisata.
"Sudah ada random checking untuk wisatawan di destinasi wisata sebagai bentuk pengawasan dari pemerintah. Kita harapkan ini bisa menimbulkan trust dan orang makin berani berwisata lagi," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hilang Sejak Sabtu, 2 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Belum Ditemukan
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- Libur Nataru, Pertamina Siapkan Motorist dan SPBU Siaga 24 Jam
- On The Rock Drini, Resto Tebing Karst Baru di Gunungkidul
- Grace Management Resmikan Kantor Baru, Perkuat Layanan Wedding
- Malioboro Mall Hadirkan Island of Joy dan Diskon Akhir Tahun
- Produktivitas Naik, Nelayan Kulonprogo Terima Alat Modern
- Gemini Belum Gantikan Google Assistant, Ini Jadwal Barunya
- Pertama dalam Sejarah, VW Tutup Pabrik di Jerman
Advertisement
Advertisement



