Advertisement
Pekan Depan Puncak Hujan Meteor Orionid, Begini Cara Menyaksikannya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Bumi akan mendekati wilayah puing-puing Komet Halley yang membuat kita bisa melihat hujan meteor Orionid.
Para astronomer mengatakan fenomena tersebut akan memuncak pada pekan depan dan memberitahu bagaimana kita bisa menikmati fenomena tersebut.
Advertisement
Komet Halley mengorbit mengelilingi Matahari, tetapi saat bergerak melalui tata surya, komet tersebut meninggalkan beberapa serpihan kecil debu, es, dan batu di luar angkasa.
Saat Bumi bergerak melalui wilayah puing-puing, bintik-bintik kecil ini, yang bisa lebih kecil dari satu sentimeter, menghantam atmosfer planet kita dengan kecepatan sekitar 231.746 km/h, menyebabkan apa yang tampaknya terlihat seperti bintang jatuh.
Bumi mulai bergerak melalui puing-puing yang ditinggalkan oleh komet Halley pada 1 Oktober lalu, ketika bintang jatuh mulai bermunculan di langit malam. Saat kita mendekati puncak pada pekan depan, bintang jatuh dari Komet Halley akan menjadi lebih sering terlihat. Beberapa orang telah melihat puing-puing yang jatuh, terbukti dari penampakan bola api di atas Florida pada hari Sabtu, 10 Oktober.
Kamera NASA menangkap bintang jatuh, memberi tahu para astronom bahwa puncaknya sudah dekat.
Astronom Dr Tony Phillips berkata pada akhir pekan minggu lalu, itu adalah sepotong kecil Komet Halley yang hancur di Florida.
Kamera all-sky milik NASA merekam bola api tersebut. Ini adalah tanda bahwa hujan meteor Orionid akan segera dimulai. Para astronom memperkirakan hujan meteor akan mencapai puncaknya pada tanggal 20 Oktober ketika Bumi melewati jantung wilayah puing Halley. Sebanyak 20 meteor per jam kemungkinan akan terlihat pada jam-jam sebelum fajar." ujarnya
Anda dapat mulai mencari bintang jatuh sekarang hanya dengan melihat konstelasi Orion dimana yang merupakan asal mula nama hujan meteor tersebut
Royal Greenwich Observatory memberitahu langkah-langah untuk melihat hujan meteor ini dalam sebuah pernyataan.
"Berburu meteor, seperti ilmu astronomi lainnya, adalah permainan menunggu, jadi yang terbaik adalah membawa kursi yang nyaman untuk diduduki dan membungkus tubuh dengan hangat karena Anda bisa berada di luar untuk sementara waktu. Mereka dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga tidak perlu teropong atau teleskop, meskipun Anda harus membiarkan mata Anda menyesuaikan diri dengan kegelapan. Hujan meteor akan terus turun dengan kecepatan yang semakin rendah, jadi jika Bulan menutupi puncaknya, Anda mungkin masih bisa menangkap beberapa hujan sepanjang sisa Oktober. Untuk kondisi terbaik, Anda ingin mencari lokasi yang aman jauh dari lampu jalan dan sumber polusi cahaya lainnya. Meteor bisa dilihat di semua bagian langit, jadi ada baiknya berada di ruang terbuka lebar di mana Anda bisa memindai langit malam dengan mata Anda. Tapi jika Anda menelusuri jalur yang diambil meteor, tampaknya mereka berasal dari konstelasi Orion,” ujar mereka
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini
- Sempat Ditangkap, Jambret di Jaksel Kabur Pakai Mobil Patroli Polisi
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Mudik Lebaran, Diskon Tarif Tol Dipatok Maksimal 20 Persen
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Kecelakaan Gerbang Tol Halim, Pengemudi Truk Jadi Tersangka
- Puan Maharani Menegaskan Partai Pemenang Pemilu Berhak Dapat Kursi Ketua DPR
- Syahrul Yasin Limpo Minta Pindah Tahanan, KPK: Rutan Sudah Terstandardisasi
- BMKG: Waspadai Potensi Hujan Badai di Indonesia
- Ramadan Berkah, PLN Kudus Salurkan Ratusan Paket Bantuan bagi Korban Banjir di Kudus dan Demak
Advertisement
Advertisement