Advertisement

Pekan Depan Puncak Hujan Meteor Orionid, Begini Cara Menyaksikannya

Fransisco Primus Hernata
Kamis, 15 Oktober 2020 - 09:17 WIB
Bhekti Suryani
Pekan Depan Puncak Hujan Meteor Orionid, Begini Cara Menyaksikannya Puncak hujan meteor orionoid

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Bumi akan mendekati wilayah puing-puing Komet Halley yang membuat kita bisa melihat hujan meteor Orionid.

Para astronomer mengatakan fenomena tersebut akan memuncak pada pekan depan dan memberitahu bagaimana kita bisa menikmati fenomena tersebut.

Advertisement

Komet Halley mengorbit mengelilingi Matahari, tetapi saat bergerak melalui tata surya, komet tersebut meninggalkan beberapa serpihan kecil debu, es, dan batu di luar angkasa.

Saat Bumi bergerak melalui wilayah puing-puing, bintik-bintik kecil ini, yang bisa lebih kecil dari satu sentimeter, menghantam atmosfer planet kita dengan kecepatan sekitar 231.746 km/h, menyebabkan apa yang tampaknya terlihat seperti bintang jatuh.

Bumi mulai bergerak melalui puing-puing yang ditinggalkan oleh komet Halley pada 1 Oktober lalu, ketika bintang jatuh mulai bermunculan di langit malam. Saat kita mendekati puncak pada pekan depan, bintang jatuh dari Komet Halley akan menjadi lebih sering terlihat. Beberapa orang telah melihat puing-puing yang jatuh, terbukti dari penampakan bola api di atas Florida pada hari Sabtu, 10 Oktober.

Kamera NASA menangkap bintang jatuh, memberi tahu para astronom bahwa puncaknya sudah dekat.

Astronom Dr Tony Phillips berkata pada akhir pekan minggu lalu, itu adalah sepotong kecil Komet Halley yang hancur di Florida.

Kamera all-sky milik NASA merekam bola api tersebut. Ini adalah tanda bahwa hujan meteor Orionid akan segera dimulai. Para astronom memperkirakan hujan meteor akan mencapai puncaknya pada tanggal 20 Oktober ketika Bumi melewati jantung wilayah puing Halley. Sebanyak 20 meteor per jam kemungkinan akan terlihat pada jam-jam sebelum fajar." ujarnya

Anda dapat mulai mencari bintang jatuh sekarang hanya dengan melihat konstelasi Orion dimana yang merupakan asal mula nama hujan meteor tersebut

Royal Greenwich Observatory memberitahu langkah-langah untuk melihat hujan meteor ini dalam sebuah pernyataan.

"Berburu meteor, seperti ilmu astronomi lainnya, adalah permainan menunggu, jadi yang terbaik adalah membawa kursi yang nyaman untuk diduduki dan membungkus tubuh dengan hangat karena Anda bisa berada di luar untuk sementara waktu. Mereka dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga tidak perlu teropong atau teleskop, meskipun Anda harus membiarkan mata Anda menyesuaikan diri dengan kegelapan. Hujan meteor akan terus turun dengan kecepatan yang semakin rendah, jadi jika Bulan menutupi puncaknya, Anda mungkin masih bisa menangkap beberapa hujan sepanjang sisa Oktober. Untuk kondisi terbaik, Anda ingin mencari lokasi yang aman jauh dari lampu jalan dan sumber polusi cahaya lainnya. Meteor bisa dilihat di semua bagian langit, jadi ada baiknya berada di ruang terbuka lebar di mana Anda bisa memindai langit malam dengan mata Anda. Tapi jika Anda menelusuri jalur yang diambil meteor, tampaknya mereka berasal dari konstelasi Orion,” ujar mereka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement