Advertisement
Pejabat Diminta Memberi Contoh Pengunaan Masker dengan Tepat
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan pemimpin dan pejabat negara perlu mencontohkan penggunaan masker secara benar demi efektivitas mengajak masyarakat menekan penularan COVID-19.
"Pemimpin kita belum beri contoh baik dalam pakai masker. Apa yang diharapkan dengan realita belum sama," kata Pandu dalam Editor Meeting The Society for Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) yang membahas Ancaman Karhutla di Tengah Pandemi COVID-19 di Jakarta, Sabtu (29/8/2020).
Advertisement
BACA JUGA : Gunakan 15 Masker Berbeda Motif, Seorang Penjambret
Pandu mengatakan masih sering melihat pemimpin dan penjabat negara menggunakan masker dengan tidak benar. Sering terlihat masker diturunkan ke leher saat berbicara, padahal bagian dalam masker dapat terkena virus yang mungkin sudah melekat di bagian leher.
Saat masker digunakan lagi menutupi mulut dan hidung orang tersebut dapat terpapar virus, ujar Pandu, lebih baik masker dilepas dan dipastikan bagian luar yang sudah terpapar berbagai macam hal tidak mengenai lapisan dalam untuk mencegah virus terhirup jika masker dikenakan lagi.
Pandu juga mengkritisi acara foto bersama sejumlah pejabat pemerintahan di Bali baru-baru ini serta kasus penularan COVID-19 di sejumlah kementerian.
Dari pemodelan yang dilakukannya, terlihat prediksi risiko tertular COVID-19 berdasarkan tindakan pencegahan menunjukkan jika tanpa pencegahan 30 persen berisiko tertular, dengan mencuci tangan dengan sabun 19,5 persen masih berisiko tertular, pakai masker kain saja 16,5 persen tertular, mencuci tangan dan memakai masker 10,7 persen risiko tertular, menjaga jarak minimal satu meter 4,5 persen berisiko tertular.
BACA JUGA : Resmi! Tak Pakai Masker di Bantul Didenda Rp100.000
Jika mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dengan benar serta menjaga jarak minimal satu meter dengan yang lain risiko penularannya 1,6 persen.
Direktur Eksekutif Nasiona Walhi Nur Hidayati mengatakan masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan "leading by example". Mereka tidak mendengarkan tapi mengikuti apa yang dilakukan orang lain. Karenanya pemerintah perlu konsisten dan mencontohkan hal yang tidak meremehkan pandemi.
Ketika masyarakat diminta disiplin, kata dia, maka mereka benar-benar tidak menyepelekan penularan virus tersebut sehingga hal Itu menjadi bentuk kampanye yang lebih efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Mendes Nilai Perubahan Iklim Dapat Diatasi Melalui Kemitraan dengan Desa
- 4 Pelaku Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong Masih di Bawah Umur
- DKPP Gelar Sidang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Ketua dan Anggota KPU RI
- Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
Advertisement
Advertisement