Advertisement
Terapkan Lockdown Terbesar di Dunia, Ini Dampak Ekonomi di India

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Setelah menerapkan lockdown terbesar di dunia, India otomatis mengalami kelumpuhan ekonomi hingga ke sendi-sendi strategis.
Menurut survei Bloomberg, pertumbuhan ekonomi kuartal Januari-Maret 2020 yang akan dirilis pemerintah pada Jumat pekan ini diperkirakan akan melambat hingga 1,5 persen. Sementara itu, bank sentral India memperkirakan adanya kontraksi ekonomi pada tahun fiskal berjalan.
Advertisement
Dalam sebuah laporan, Kepala Ekonom India Deutsche Bank AG Kaushik Das memperkirakan ekonomi akan berkontraksi 5,5 persen pada tahun fiskal saat ini, dengan potensi penyusutan 8 persen jika pandemi berlanjut lama.
Dilansir Bloomberg, Rabu (27/5/2020), indeks layanan utama India jatuh pada bulan lalu menjadi 5,4. Angka itu merupakan yang terendah di dunia. Sementara indeks manufaktur turun menjadi 27,4. Dua angka tersebut mendorong indeks gabungan turun menjadi 7,2 dari 50,6 pada Maret 2020.
Angka-angka itu menunjukkan pukulan dahsyat terhadap ekonomi akibat pandemi virus Corona dan lockdown yang mulai diberlakukan pada minggu terakhir Maret.
Menurut IHS Markit, perbandingan historis dari indeks layanan dengan PDB menunjukkan ekonomi mengalami kontraksi pada tingkat tahunan sebesar 15 persen pada April.
Penyedia layanan juga mencatat penurunan tajam dalam biaya operasi karena tak beroperasi selama lockdown.
Hal itu kemungkinan akan tercermin dalam inflasi inti dan yang diperkirakan oleh bank sentral akan tetap lemah karena lesunya permintaan dalam perekonomian.
Adapun, ekspor India turun 60 persen pada April dari tahun lalu menjadi US$10,36 miliar karena permintaan global runtuh. Ekspor permata dan perhiasan anjlok 98,7 persen, sedangkan pengiriman tekstil menyusut 71,6 persen. Lemahnya permintaan domestik tercermin dari kontraksi impor yang tajam.
Sementara itu, permintaan konsumen juga lemah. Penjualan mobil di India yang pasar mobil terbesar keempat di dunia, hampir tidak bergerak. Produsen termasuk Mahindra & Mahindra Ltd., pembuat SUV terbesar di negara itu, dan Tata Motors Ltd., pemilik merek mewah Inggris Jaguar Land Rover, telah menutup pabrik selama bulan tersebut.
Sebagai akibat dari lockdown, konsumsi bensin dan solar anjlok seperti halnya lalu lintas barang. Pembekuan dalam kegiatan tersebut menyebabkan ekonomi memangkas sekitar 122 juta pekerjaan bulan lalu.
Kebutuhan untuk pinjaman bank berkurang, meskipun kondisi likuiditas secara keseluruhan menunjukkan perbaikan karena bank sentral memompa lebih banyak dana.
Output industri infrastruktur yang berkontribusi 40 persen pada indeks produksi industri menyusut 6,5 persen pada Maret dari tahun lalu karena penurunan produksi minyak mentah, gas alam, produk kilang, pupuk, baja, semen, dan listrik. Akibatnya, output pabrikĀ di India menurun 16,7 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Pemkot Jogja Siapkan Pembatasan Bus Besar dan Uji Coba Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor Tahun Ini
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
Advertisement
Advertisement