Advertisement
Sebelum Kota Dikarantina, 5 Juta Orang Telah Tinggalkan Wuhan untuk Pergi Berlibur
Advertisement
Harianjogja.com, BEIJING- Kota Wuhan telah dikarantina terkait mewabahnya virus Corona di kota tersebut, karena Wuhan dianggap sebagai lokasi awal munculnya virus. Namun, ternyata sekitar lima juta orang dilaporkan pergi dari kota Wuhan. Perginya jutaan orang dalam rangka liburan Tahun Baru Imlek itu terjadi sebelum karantina diberlakukan secara resmi terhadap kota berpenduduk 11 juta orang tersebut.
Seperti dilaporkan televisi nasional China Global Television Network atau CGTN, Selasa (28/1/2020), hal tersebut diungkapkan oleh Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang, dalam konferensi pers pada Minggu (26/1/2020) waktu setempat.
Advertisement
Kota Wuhan dan belasan kota lainnya di Provinsi Hubei telah dikarantina sejak 23 Januari lalu, yang dimaksudkan untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Namun sayangnya diketahui bahwa banyak orang telah pergi meninggalkan kota Wuhan sebelum karantina diberlakukan. Ke mana saja mereka pergi?
Kota Wuhan merupakan kota industri dan kota perdagangan di wilayah China bagian tengah. Wuhan juga menjadi lokasi bandara terbesar di Provinsi Hubei. Kota ini juga memiliki pelabuhan. Terlepas dari itu, kota Wuhan juga merupakan salah satu kota imigran domestik terbesar di China, atau dengan kata lain memiliki banyak warga pendatang. Jadi tidak aneh jika banyak orang pergi meninggalkan kota Wuhan saat atau menjelang liburan Tahun Baru Imlek, yang merupakan liburan terpenting di China.
Menurut data Biro Kebudayaan dan Pariwisata Wuhan, sekitar 2,4 juta orang pergi meninggalkan kota Wuhan saat musim liburan Tahun Baru Imlek tahun 2018 lalu.
Laporan Big Data Lab dari Baidu, perusahaan layanan web terkemuka di China, menyebut populasi imigran terbesar di Wuhan berasal dari kota Xinyang yang ada di Provinsi Henan, kemudian diikuti oleh kota Chongqing di China bagian barat daya. Populasi imigran di Wuhan juga diketahui berasal dari Nanyang, Zhumadian, Guangzhou, Zhoukou, Beijing, Shangqiu, Shenzhen dan Changsha. Lima kota di antaranya diketahui ada di Provinsi Henan.
Oleh karena itu, saat liburan Tahun Baru Imlek, banyak orang meninggalkan Wuhan untuk pulang ke kampung halaman mereka, khususnya kota-kota di atas.
Data Baidu Map juga mengungkapkan bahwa sebelum karantina diberlakukan, sekitar 60-70 persen orang meninggalkan kota Wuhan untuk pergi ke beberapa kota lainnya di Provinsi Hubei. Ada juga yang bepergian ke wilayah Provinsi Henan, Provinsi Hunan, Provinsi Anhui, Wilayah Chongqing dan Provinsi Jiangxi.
Di dalam Provinsi Hubei, kota Xiaogan dan Huanggang menjadi dua kota yang paling banyak didatangi pelancong dari Wuhan. Mulai 10-22 Januari tahun ini, orang-orang yang meninggalkan Wuhan untuk pergi ke Xiaogan dan Huanggang mencapai masing-masing 13,03 persen dan 12,64 persen setiap harinya.
Kota Wuhan juga terkenal di kalangan wisatawan karena arsitekturnya, makanan mie pedas yang khas dan lokasinya yang dekat dengan Sungai Yangtze.
Menurut data penerbangan domestik dari Flight Master, platform travel terkemuka China, kota-kota seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, Chengdu, Haikou, Kunming, Xiamen, Shenzhen, Sanya dan Nanning menjadi tujuan utama bagi orang-orang yang terbang dari bandara Wuhan periode 30 Desember 2019 hingga 22 Januari 2020.
Sekitar 20 hari sebelum karantina diberlakukan, lebih dari 60 ribu orang tercatat terbang dari Wuhan menuju Beijing. Lebih dari 50 ribu orang lainnya terbang dari Wuhan, masing-masing, menuju Shanghai, Guangzhou dan Chengdu. Untuk wilayah di luar China daratan, Hong Kong menjadi tujuan utama para penumpang yang terbang dari Wuhan. Namun jumlahnya untuk tahun ini tidak mencapai lebih dari 10 ribu orang.
Untuk tujuan luar negeri, kota Bangkok di Thailand menjadi tujuan utama bagi orang-orang yang terbang dari Wuhan. Dilaporkan bahwa 10 ribu penumpang terbang dari Wuhan ke Bangkok pada periode 30 Desember 2019 hingga 22 Januari 2020. Singapura dan kota Tokyo di Jepang menjadi dua tujuan favorit lainnya.
Saat ini, otoritas China mengonfirmasi 106 orang tewas akibat virus yang memiliki nama resmi 2019-nCoV. Virus ini diyakini berasal dari sebuah pasar hewan di Wuhan, di mana hewan-hewan eksotik dan daging hewan liar diperdagangkan secara ilegal. Pasar hewan itu telah ditutup dan penyelidikan telah dilakukan otoritas setempat.
Muncul sejak Desember 2019, virus yang memicu gangguan pernapasan ini telah menyebar ke sebanyak 30 provinsi, wilayah otonomi dan kotapraja di China. Laporan CGTN menyebut total 4.275 kasus virus corona terkonfirmasi di berbagai wilayah China. Tidak hanya itu, virus ini juga diketahui telah menyebar hingga ke sedikitnya 15 negara, termasuk Amerika Serikat (AS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : detik.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Penanggulangan Kemiskinan Optimalkan Kader Khusus, Pendampingan Warga Miskin Makin Intensif
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mendes Nilai Perubahan Iklim Dapat Diatasi Melalui Kemitraan dengan Desa
- Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Menteri AHY Diminta Presiden Rampungkan Ribuan Hektare Lahan Bermasalah di IKN
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 4 Pelaku Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong Masih di Bawah Umur
- DKPP Gelar Sidang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Ketua dan Anggota KPU RI
Advertisement
Advertisement