Advertisement
Nadiem Makarim Diharapkan Tingkatkan Kualitas Pendidikan lewat Teknologi

Advertisement
Harianjogja.com, MEDAN - Akademisi Universitas Negeri Medan Prof Dr Khairil Anshari, MPd mengharapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meningkatkan kualitas pendidikan melalui teknologi, sehingga dapat sejajar dengan negara-negara maju di Asia.
"Mutu pendidikan perguruan tinggi di Indonesia harus diperbaiki oleh Mendikbud, karena hal itu sangat menentukan bagi kemajuan pembangunan di negeri ini," katanya di Medan, Jumat (25/10/2019).
Advertisement
Pendidikan, menurut dia, melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang pada masa mendatang menjadi calon-calon pemimpin nasional.
"Melalui pendidikan tersebut, dapat mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia di mata negara-negara dunia," ujar dia.
Ia mengatakan pendidikan dapat mengubah nasib seseorang menjadi lebih baik lagi, mengentaskan kemiskinan, dan menciptakan manusia-manusia yang unggul, tepercaya dalam menghadapi era globalisasi.
Ia menyambut positif Mendikbud dari sisi keprofesionalan bidangnya.
Namun, katanya, untuk mengurusi pendidikan bukan hanya persoalan siswa, tetapi juga gurunya, tenaga administrasi, atau tenaga kependidikan lainnya.
"Persoalan karakter siswa, ini yang harus dibentuk. Bukan hanya masalah produk alumni sekolah yang tidak tertampung dalam bekerja," kata mantan Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Medan itu.
Sebelumnya, mantan pendiri Go-Jek Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga alasan yang menjadi latar belakang penunjukannya sebagai Mendikbud.
"Alasan kenapa saya terpilih walaupun saya bukan dari sektor pendidikan adalah pertama saya lebih mengerti, belum tentu mengerti, tapi lebih mengerti apa yang akan ada di masa depan kita," katanya setelah acara pelantikan menteri di Istana Negara Jakarta, Rabu.
Nadiem, yang dikenal sebagai pembangun perusahaan teknologi, dinilai mampu mengantisipasi tantangan masa depan, termasuk yang berkenaan dengan kebutuhan lingkungan pekerjaan pada masa mendatang.
"Sekali lagi ini adalah visi Bapak Presiden bukan visi saya, 'link and match' itu adalah saya akan mencoba menyambung apa yang dilakukan di institusi pendidikan, menyambung apa yang dibutuhkan di luar institusi pendidikan, agar bisa adaptasi dengan segala perubahan itu," kata pria yang lahir di Singapura pada 4 Juli 1984 itu.
Alasan berikutnya berhubungan dengan pentingnya peran teknologi dalam mendukung pengembangan 300.000 sekolah dan 50 juta murid di Indonesia.
"Mau enggak mau peran teknologi akan sangat besar dalam semuanya, kualitas, efisiensi, dan administrasi sistem pendidikan sebesar ini ya, jangan lupa ini empat terbesar di dunia sistem pendidikan ini, jadi peran teknologi sangat penting," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- Kasus Riza Chalid, Kejagung Kejar Aset hingga Perusahaan Afiliasi
- Politik Jepang, Takaichi Incar Posisi Perdana Menteri
- Ribuan Orang Unjuk Rasa di London Tolak Kunjungan Donald Trump
- Deretan Selebritas Dunia Galang Dana untuk Palestina
Advertisement

Manunggal Fair Kulonprogo Targetkan 100 Ribu Pengunjung Tahun Ini
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- KPK Segera Umumkan Tersangka Dugaan Kasus Korupsi Kouta Haji
- Tugas ke Luar Kota, Wapres Gibran Tak Hadiri Acara Pelantikan Menteri Baru
- Pengamat Kritisi Kasus Pagar Laut Bekasi yang Hanya Berhenti di Tersangka
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Putus Jaringan Komunikasi, Militer Israel Semakin Brutal Serang Gaza
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
Advertisement
Advertisement