Advertisement
Siapa Pemenang Persaingan Transportasi Online yang Kian Ketat?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Kompetisi transportasi daring semakin ketat dan seleksi alam akan menjadi sesuatu yang tak dapat dihindarkan.
Direktur Center for Sustainable Infrastructure (CSID) UI Mohammed Ali Berawi menuturkan, persaingan pendatang baru untuk mendapatkan pasar otomatis akan berjalan sangat kompetitif mempertimbangkan dominasi dari Gojek dan Grab yang sudah ada.
Advertisement
"Persaingan bisnis ini dengan sendirinya akan mengalami seleksi alam, sehingga dipastikan penyedia bisnis yang mempunyai ketahanan modal, berdaya saing dan inovatif yang akan mampu bertahan dalam pasar digital," tuturnya kepada JIBI, Selasa (17/9/2019).
Persaingan ini, terangnya, akan ditandai berbagai strategi dan langkah taktis dari pihak aplikator, termasuk melalui promosi potongan harga, bonus dan berbagai jasa layanan yang ditawarkan kepada pelanggan.
Selain itu, perekrutan mitra melalui pemberian fasilitas, insentif dan skema bagi hasil yang menarik tentu akan menarik perhatian para mitra.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com dalam google playstore, setidaknya terdapat lebih dari 20 aplikasi transportasi daring selain Gojek Indonesia dan Grab Indonesia. Jumlah tersebut mencakup transportasi daring yang berbasis daerah, seperti Gorontalo Jek, Ko-Jek (Kalimantan), Si-Jek (Situbondo), Pas-Jek (Kota Sampit), dan Greenjek (Karawang).
Menurut Ali, pertimbangan lain seperti pembangunan sistem situs dan aplikasi yang handal dan ramah pengguna, serta adanya layanan pelanggan yang responsif turut menjadi faktor yang menentukan ketahanan aplikator transportasi daring.
"Dengan demikian market share sangat bergantung kepada inovasi pola bisnis masing-masing penyedia jasa layanan tentunya," jelasnya.
Menurutnya, penyedia jasa transportasi akan menyediakan layanan yang biayanya efisien, nyaman, aman dan tepat waktu. "Ini merupakan kunci sukses bisnis layanan transportasi. Inovasi layanan dilakukan untuk mencapai hal-hal tersebut," katanya.
Selain itu, pemerintah sebagai regulator perlu terus memastikan bahwa layanan transportasi publik memenuhi syarat juga menciptakan kondisi persaingan bisnis berjalan secara adil dan kondusif, dimana kepentingan masyarakat mesti terus dapat terjaga.
Dengan kenaikan tren pengguna ponsel pintar yang saat ini diestimasi lebih dari 100 juta orang dan ketersediaan layanan internet yang semakin baik, dia meyakini pangsa pasar bagi industri digital akan semakin besar dan menarik.
"Mempertimbangkan proses pembangunan yang terus berjalan dimana belum banyaknya transportasi publik yang masif, mudah aksesnya dan nyaman, terlebih lagi di luar Jakarta, maka industri transportasi daring memiliki peluang untuk bertumbuh dengan cepat," paparnya.
Dia mengestimasi bahkan bisnis ini sudah menghasilkan lebih dari Rp50 triliun per tahun. Sejalan dengan riset riset dunia Statista, memperkirakan pendapatan transportasi online di Indonesia sudah menembus US$3,63 miliar per tahun atau sekitar Rp50,4 triliun per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Cek Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Bantul Sabtu 27 April 2024
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement