Advertisement
Kemenristekdikti Sebut Butuh Kompensasi untuk Menarik Minat Penelitian

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Prof Ainun Naim mengatakan perlu ada kompensasi yang menarik untuk peneliti agar tetap melakukan penelitian.
"Kompensasi untuk peneliti ini hendaknya mendekati dunia industri. Sehingga para peneliti ini tetap melakukan penelitian," ujar Ainun dalam acara manajemen talenta yang diselenggarakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Advertisement
Dia menambahkan adanya keluhan peneliti asing yang sudah mendidik peneliti lokal, namun kemudian bukan menjadi peneliti tapi jadi birokrat. Kemudian juga ada kecenderungan para peneliti pindah ke dunia industri.
Ainun menjelaskan para peneliti di sejumlah kampus masih mendapatkan kompensasi yang rendah, padahal pekerjaan meneliti sangat dibutuhkan saat ini, agar melahirkan inovasi.
"Pekerjaan kita saat ini bagaimana melakukan manajemen talenta, sehingga bonus demografi benar-benar dimanfaatkan dengan baik."
Ainun juga menyebut sejumlah terobosan dilakukan oleh Kemenristekdikti untuk meningkatkan kapasitas peneliti di Tanah Air. Salah satunya bekerja sama dengan kampus luar negeri yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat. Melalui kerja sama itu, sebanyak 30 profesor di MIT akan ditempatkan di sejumlah kampus untuk berbagi pengetahuan.
Kerja sama itu memiliki nilai investasi yang cukup besar yakni 10 juta dolar AS per tahunnya dan sebanyak lima juta dolar untuk biaya peneliti Indonesia bisa menggunakan laboratorium MIT. Model kerja sama seperti itu juga dilakukan Singapura.
"Kami menaruh perhatian sangat besar bagi peneliti, karena memang inovasi ini kuncinya pada penelitian."
Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan ilmuwan diaspora Indonesia di luar negeri membantu calon peneliti melanjutkan studi ke luar negeri. Dengan kerja sama itu, kata dia, biaya yang dikeluarkan untuk studi doktoral di luar negeri tidak membutuhkan biaya yang besar karena pola perekrutan yang berbeda, yang mana mahasiswa itu melakukan penelitian di kampus itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Pembangunan Tol Jogja-Solo Segmen Prambanan-Purwomartani Sesuai Rencana, Target 2026 Sampai Gerbang Tol Kalasan
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement