Advertisement
Pengamat: Tidak Perlu Demo, Mitra Ojol Medan Bisa Manfaatkan Wadah Kopdar Gojek
Ilustrasi ojek online - JIBI/Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Advertisement
Harianjogja.com, MEDAN—Pengamat ekonomi asal Medan, Gunawan Benyamin, menyayangkan adanya aksi demontrasi yang dilakukan pengemudi ojek online di Medan. Ia menilai pendemo kurang memanfaatkan komunikasi dua arah yang telah dibangun perusahaan dengan mitranya.
“Yang saya sayangkan kenapa harus berdemo. Toh juga pada dasarnya ada komunikasi dua arah yang dibangun perusahaan dengan mitranya. Jadi harusnya itu dimanfaatkan sebagai media untuk mediasi kedua pihak. Mitra bisa memanfaatkan hal tersebut agar masukannya bisa diterima. Karena demo justru hanya memperkeruh,” katanya, Rabu (14/8/2019).
Advertisement
Gunawan menilai aksi demontrasi tersebut masih dilatarbelakangi oleh upaya jaminan kualitas layanan yang dilakukan Gojek. Pertama terkait pemerataan orderan. Dalam survei yang pernah dilakukan Gunawan, ia menemukan adanya keluhan konsumen terkait orderan yang diambil mitra namun proses penjemputan lama. Keluhan tersebut lalu direspon pihak aplikator ojek online Gojek dengan kebijakan yang menjamin kenyamanan konsumen.
“Jadi keluhan tersebut harus direspon, dengan kebijakan yang lebih menjamin kenyamanan konsumen. Seperti memprioritaskan mitra yang lebih banyak memgambil orderan dan di ratingkan. Belum lagi mengenai GPS sejumlah mitra yang palsu, ini juga tentunya menjadi pertimbangan kebijakan untuk masalah orderan tersebut,” sebutnya.
Tuntutan lain yang pernah disampaikan pendemo kepada Gojek adalah membuka kembali pendaftaran mitra (on boarding). Padahal, kata Gunawan, jika kebutuhan konsumen masih besar maka on boarding pasti dilakukan Gojek.
“Ada juga yang mendemo agar Gojek membuka pendaftaran mitra atau on boarding. Isu ini tentunya harus dibarengi sejumlah kajian analisis. Salah satunya adalah keseimbangan antara permintaan dan persediaan. Kalau trennya sudah jenuh, ya memang sebaiknya ditutup dahulu. Ini agar menjaga persaingan antar driver tidak terlalu ketat, kesinambungan pendapatan mitra juga perlu dipertimbangkan di situ,” jelas Gunawan.
Sementara, untuk kasus open suspend, Gunawan menyebutkan harus mempertimbangkan sisi konsumennya terlebih dahulu. Sebab, jika open suspend dibuka begitu saja, dikhawatirkan akan berpotensi merusak bisnis perusahaan.
“Ada lagi open suspend, yang di-suspend ini kan umumnya mitra bermasalah yang merugikan pelanggan maupun perusahaan. Jadi open suspend ini seharusnya mempertimbangkan sisi konsumennya terlebih dahulu. Bukan dibuka begitu aja. Karena justru sangat berpotensi merusak bisnis Gojek sendiri, dan membuat kualitas layanan Gojek menurun,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Cegah Anak Tersesat, Masjidil Haram Sediakan Gelang Identitas
- KPK Tegaskan Perceraian Ridwan Kamil Tak Ganggu Kasus Bank BJB
- Baku Tembak di TN Komodo, Tim Gabungan Hadang Pemburu Liar
- Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban
- Percepatan Papua, Prabowo Ancam Pecat Pejabat Bermasalah
Advertisement
Mudik Nataru Dimulai, Mahasiswa Ramai di Bandara YIA
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- FIFA Anulir Tiga Laga Timnas Malaysia Akibat Naturalisasi
- Libur Nataru, 14 Puskesmas Rawat Inap Sleman Siaga 24 Jam
- Cegah TPPO, Imigrasi Jateng Tolak 322 Paspor Sepanjang 2025
- Konflik Memanas, Thailand Tekan Kamboja Lakukan Gencatan
- Cegah Harga Nuthuk, Wisata Kulonprogo Diawasi Ketat
- Nigeria dan Kamerun Laporkan RD Kongo ke FIFA soal Naturalisasi
- Perpanjang SIM di Gunungkidul Bisa Online, Dicetak dan Diantar
Advertisement
Advertisement




