Advertisement
Perempuan Dilecehkan karena Berpakaian Terbuka Hanya Mitos

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pelecehan seksual ternyata banyak dialami perempuan yang mengenakan pakaian tertutup, bahkan hijab. Pakaian terbuka sebagai pemicu pelecehan rupanya cuma mitos.
Founder Perempuan Rika Rosvianti (Neqy) mengungkapkan hasil surveinya yang diikuti oleh lebih dari 62.000 orang, dan menemukan fakta menarik yang membantah mitos-mitos yang beredar terkait dengan pelecehan seksual.
Advertisement
Menurut hasil survei, mayoritas korban pelecehan tidak mengenakan baju terbuka saat mengalami pelecehan seksual melainkan memakai celana/rok panjang (18%), hijab (17% ), dan baju lengan panjang (16%).
Hasil survei juga menunjukkan bahwa waktu korban mengalami pelecehan mayoritas terjadi pada siang hari (35%) dan sore hari (25%), berbeda dari mitos yang banyak dipercaya orang bahwa pelecehan seksual terjadi karena korban berada di luar rumah pada malam hari.
Dia menyebut pelecehan dan kekerasan seksual lebih sering terjadi di transportasi massal, sehingga membuat lebih banyak perempuan menggunakan transportasi online yang dinilai lebih terawasi.
“Mereka pindah transportasi online karena bisa langsung report [melaporkan ke aplikator], ada banyak orang di yang massal jadi sulit terdeteksi, yang angkutan kota, metromini tidak terdeteksi lagi,” ujarnya, Selasa (30/7/2019).
Menurutnya, kejadian pelecehan di transportasi umum massal lebih sering terjadi karena tempat yang sempit. Secara berurut pelecehan paling banyak terjadi di bus, KRL, lalu taksi dan ojek online.
Dia menjelaskan para aplikator sangat memperdulikan mengenai branding di masyarakat, sehingga responsnya lebih cepat dibandingkan dengan transportasi massal dalam merespon laporan kekerasan atau pelecehan.
Berbeda dengan mitos, survei ini juga membuktikan bahwa pelecehan seksual tidak selalu dialami oleh perempuan, namun juga laki-laki. Karena itu isu mengenai pelecehan seksual di ruang publik ini tidak hanya menjadi kepedulian perempuan, tapi juga laki-laki.
Apalagi untuk orang-orang yang telah memiliki anak, karena hasil survei ini menunjukkan bahwa satu dari dua korban mengalami pelecehan seksual saat masih di bawah umur. Mayoritas korban mengaku mengalami pelecehan secara verbal seperti komentar atas tubuh (60%), fisik seperti disentuh (24%) dan visual seperti main mata (15%).
Selain itu, salah satu temuan penting dari survei ini adalah reaksi para saksi (bystander) saat terjadi pelecehan seksual di ruang publik. Korban mengaku banyak saksi yang mengabaikan (40%) dan bahkan menyalahkan korban (8 persen) ketika pelecehan terjadi.
Namun banyak pula yang membela korban (22%) dan berusaha menenangkan korban (15%) setelah kejadian. Sebanyak 92% korban pun mengaku merasa terbantu setelah dibela.
“Pelecehan seksual ini murni terjadi 100 persen karena niat pelaku. Tidak ada korban yang mengundang untuk dilecehkan. Tidak seharusnya korban yang mengalami pelecehan seksual ini disalahkan karena kejahatan yang dilakukan orang lain,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Perpusnas Merilis Sembilan Buku Bertema Kearifan Lokal untuk Warisan Masa Depan
- Fasilitas Cadangan Peringatan Dini Tsunami Sangat Penting, Ini Kata BNPB
- Pesawat Saudi Airlines yang Terima Ancaman Bom Mengangkut Jemaah Haji Indonesia
- Dua Pulau Tanpa Nama Dekat Resort Mewah Pulau Bawah Anambas Dijual Melalui Website
- Diduga Terima Ancaman Bom, Pesawat Saudia Airlines Mendarat Darurat di Kualanamu Medan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Imbas Perang, Puluhan WNI Tertahan di Israel dan Iran
- Diserang OTK, Prajurit TNI Gugur Ditembak dan Dibacok di Yuhukimo Papua
- Kecelakaan Balon Udara di Turki, Kemlu RI: Ada 12 WNI Mengalami Luka-luka
- Fadli Zon Sebut Istilah Massal dalam Peristiwa Pemerkosaan Mei 1998 Butuh Bukti Akurat
- WNI di Iran, Israel Tetap Aman di Tengah Eskalasi Konflik
- Hari Ini, Harga Emas Antam di Pegadaian Tembus Rp2.024.000 untuk Ukuran 1 Gram
- Dukung Program 3 Juta Rumah, Danantara Minta Himbara Kucurkan Rp130 Triliun
Advertisement
Advertisement