Advertisement
Ini Hasil Penelitian UGM soal Penyebab Ratusan Petugas KPPS Meninggal Dunia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Penelitian yang dipublikasikan UGM mengungkap penyebab meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara pada Pemilu 2019.
Dosen Fakuktas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gajah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad mengklaim tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan terhadap jenazah ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019.
Advertisement
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti UGM, kata Riris, meninggalnya ratusan KPPS itu wajar. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed-methods) yakni kuantitatif dengan metode survei dan kualitatif lewat metode deskriptif.
Adapun penelitian tersebut dilakukan di seluruh kabupaten dan kota yang ada di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebanyak 400 dari 11.781 TPS di Yogyakarta dijadikan sebagai sampel lewat teknik custom random sampling. Dengan waktu kajian survei selama rentan tanggal 20 Mei hingga 23 Juni 2019.
Data yang digali antara lain beban kerja, riwayat penyakit selama satu tahun, gangguan kesehatan dalam 6 bulan terakhir, kebiasaan olahraga, merokok, konsumsi suplemen dan kopi, persepsi adanya tekanan dan ancaman, serta kecemasan yang dialami selama bertugas dalam kegiatan Pemilu.
Selanjutnya, tim peneliti UGM melakukan autopsi verbal 10 dari 12 kasus kematian di Yogyakarta. Hasilnya, 80 persen meninggal karena riwayat penyakit kadiovaskular dan 90 persen karena riwayat merokok.
"Penyebab kemarin petugas adalah natural dan diduga karena riwayat penyakit kardiovaskular yang dimiliki," kata Riris saat jumpa pers di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019).
Sementara itu, Koordinator tim peneliti UGM, Abdul Gaffar Karim menegaskan bahwa berdasar kajian yang dilakukan dapat disimpulkan tidak ditemukan adanya indikasi penyabab meninggalnya ratusan petugas KPPS karena diracun.
"Kami sama sekali tak menemukan indikasi misalnya diracun atau sebab lain yang lebih ekstrim," tegas Abdul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement