Advertisement

Kisah Hidup Roni Bodax, Pendakwah yang Wajahnya Penuh Tato

Ginanjar Saputra
Kamis, 23 Mei 2019 - 19:07 WIB
Nina Atmasari
Kisah Hidup Roni Bodax, Pendakwah yang Wajahnya Penuh Tato Roni Bodax, pria bertato asal Solo yang kini menjadi pendakwah. (Youtube/Hafiz Indonesia)

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO— Seorang pria asal Solo, Jawa Tengah (Jateng) bernama Roni Bodax menjadi tenar gara-gara perjalanan hidupnya. Ia adalah pria bertato yang kini menjadi pendakwah.

Belum lama ini, Roni berkesempatan menceritakan kisah inspiratifnya di acara Hafiz Indonesia 2019 yang tayang di RCTI, Jumat (17/5/2019) lalu. Sosok Roni memang terlihat menyeramkan dengan tato di sekujur tubuhnya.

Advertisement

Bahkan, wajah pria asal Solo itu juga dipenuhi dengan gambar dari tinta hitam. Namun di balik penampilan seperti itu, Roni memiliki tekad mulia untuk membuat orang yang tersesat kembali ke jalan yang benar sesuai dengan tuntunan agama.

Kisah inspiratif Roni Bodax bermula kala ia merupakan siswa biasa di SD Al-Islam 2 Jamsaren Surakarta, Kecamatan Serengan, Kota Solo. Ia mulai mengenal tato kala duduk di bangku kelas I SMP Al Islam 1 Surakarta, Kecamatan Serengan, Kota Solo.

Lingkungan luar yang buruk disebut sebagai pemicu Roni Bodax mulai mengenal tato dan minuman keras. "Dulu itu dari lingkungan yang kurang baik. Dulu kalau enggak mabuk ya di gim online. Suatu ketika disamperin anak punk terus ngajak kenalan, sampai akhirnya minum bareng. Itu awalnya kenal tato," ucap Roni saat ditanya Irfan Hakim selaku pembawa acara Hafiz Indonesia 2019.

Roni yang tinggal di Kota Solo dan orang tuanya tinggal di Jakarta kemudian terjun ke dunia kelam. Sampai akhirnya, ayah Roni meninggal dunia di Jakarta dan dibawa pulang ke Solo.

Namun meninggalnya sang ayah justru tak membuat Roni Bodax berhenti berbuat maksiat. "Mabuk tato masih jalan terus," lanjut Roni Bodax.

Hal yang kemudian mengubah hidup Roni Bodax ternyata adalah permintaan sang ibunda. Ibu Roni memintanya agar kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan perbuatan maksiat yang selama ini digandrungi.

"Ibu mau pulang ke Solo tapi ada syaratnya, ibu cuma meminta Mas Roni salat lagi, mengaji lagi, seperti waktu masih kecil. Enggak sadar mulut langsung mengucap 'iya bu'," jelasnya.

Roni mengaku kembali belajar mengaji mulai dari Iqra' IV meski usianya sudah dewasa. Meski demikian, Roni Bodax mampu membuktikan dirinya mampu berubah dan kembali ke jalan yang benar.

Kini, Roni berdakwah dengan menghampiri preman-preman bertato di tepi jalan. Uniknya, Roni mengajak preman untuk bertaubat dengan cara yang sangat halus.

Roni Bodax hanya mengajak para preman untuk menongkrong di depan masjid. Namun lama-kelamaan, beberapa preman mulai tertarik untuk salat setiap azan berkumandang tanpa ada ajakan dari Roni Bodax.

Kisah inspiratif Roni Bodax asal Solo itu kemudian memicu perhatian lebih dari warganet. Banyak yang terinspirasi dari perjalanan hidup Roni Bodax. "Lebih baik menjadi orang jahat yang bertaubat dibanding orang baik yang bermaksiat" begitu kalimat yang ramai dilontarkan warganet dalam kolom komentar video kisah Roni Bodax di saluran Youtube Hafiz Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Alert! Stok Darah di DIY Menipis, PMI Dorong Instansi Gelar Donor Darah

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement