Advertisement
Final, YIA Tanpa Embel-Embal Nama Pahlawan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi menegaskan nama Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) tanpa embel-embel nama tokoh maupun pahlawan di belakangnya.
“Sudah final. Tidak hanya final dari sisi administrasi dan surat menyurat, persetujuan juga sudah ada. Lalu dasarnya yang mengusulkan penambahan nama tokoh itu apa?” katanya kepada Harian Jogja, Kamis (9/5/2019).
Advertisement
Dia menjelaskan munculnya nama YIA menggantikan nama NYIA setelah Gubernur mengajukan surat ke Kementerian Perhubungan (Pusat). YIA adalah kode penerbangan dan nama bandara yang disetujui adalah Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Dalam suratnya, Gubernur memang tidak mengusulkan nama raja-raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau leluhurnya ataupun nama-nama tokoh lainnya untuk nama bandara.
Jika masih ada usulan penambahan nama pahlawan atau tokoh pada YIA, Gatot mempersilahkan, tetapi hanya sebatas usulan. Menurut Gatot, jauh hari sebelum Komisi D mengusulkan penggunaan nama pahlawan sudah benyak pihak yang mengusulkan hal serupa. Seperti Sultan Agung dan Nyi Ageng Serang. Tetapi usulan itu oleh Gubernur tidak disetujui.
“Alasannya, leluhur tidak diperkenankan untuk nama, daripada nanti rebutan ini miliknya siapa, sudahlah namanya Bandara Internasional Yogyakarta. Ini juga berkaitan dengan kode bandara. Kalau [Komisi D] hanya mengusulkan ya silakan, tapi yang jelas itu sudah final,” kata Gatot.
Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD DIY Koeswanto mengatakan penggunaan nama khusus untuk YIA diberikan karena YIA merupakan akronim dari kode penerbangan. Tidak ubahnya kode penerbanhan DPS (Denpasar), CGK (Cengkareng), JOG (Adisutjipto) dan lainnya. “DPRD DIY akan mengusulkan nama bandara yang lebih spesifik, sekaligus menunjukkan identitas tentang DIY. Dalam waktu dekat akan kami usulkan,” katanya, Rabu (8/5/2019).
Dia menjelaskan, sejarah berdirinya DIY sangat panjang. Dalam perjalanannya, kata politisi PDIP itu, Jogja memiliki banyak tokoh dan pahlawan. Usulan nama dari pahlawan dari DIY dinilai cocok untuk menamakan YIA. Dia mencontohkan sejumlah nama yang dinilai berjasa dan melegenda. Seperti Sultan Agung, Pangeran mangkubumi (Sri Sultan HB I yang juga pendiri Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat), Nyi Ageng Serang, Pangeran Diponegoro, atau sejumlah nama lainnya.
Nama-nama tersebut, kata Koeswanto, masih dalam tahap usulan dan belum disampaikan secara formal kepada Gubernur DIY. Pengajuan secara formal akan dilakukan karena Gubernur yang memiliki wewenang untuk memberikan nama. “Ini hanya sebatas usulan agar ada nama yang lebih spesifik bagi bandara baru.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Bersahabat! Tidak Ada Hujan di Wonogiri pada Prakiraan Cuaca Sabtu 27 April
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Sabtu 27 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement