Advertisement
Memprihatinkan, Setahun Hutan Tropis yang Hilang Seluas Belgia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Laporan terbaru Global Forest Watch mengungkapkan kondisi hutan tropis di dunia yang semakin memprihatinkan.
Luas hutan hujan tropis di dunia terus menyusut dan bergerak pada laju yang mengkhawatirkan, sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa luas hutan yang menghilang tahun lalu dapat menutupi seluruh bagian Belgia atau dua kali Connecticut di AS.
Advertisement
Hutan hujan tropis dapat ditemukan terutama di negara-negara khatulistiwa, yang sangat diandalkan sebagai hutan yang mampu memproses karbon dioksida dalam jumlah terbesar sehingga menjaga hutan itu tetap utuh sangat penting untuk memerangi perubahan iklim global.
Ditambah lagi, hutan hujan tropis merupakan habitat alami bagi beragam spesies termasuk orang utan, gorila gunung, hingga harimau.
Berdasarkan hasil studi yang dirilis oleh Global Forest Watch, sekali ditebang, hutan hujan tropis tidak dapat kembali ke kondisi awal.
Menggunakan data dari University of Maryland, kelompok itu menemukan bahwa sekitar 3,6 juta hektare hutan tropis primer menghilang sepanjang tahun lalu.
Meskipun angka tersebut masih lebih rendah dari rekor tertinggi pada 2016 dan 2017, akibat kebakaran hutan di sejumlah kawasan, temuan ini merupakan data tertinggi ketiga sejak 2001.
"Old growth atau hutan hujan tropis primer, adalah ekositem hutan yang sangat penting, yang memiliki jenis hutan berusia ratusan tahun atau bahkan dapat mencapai ribuan tahun. Mereka menyimpan lebih banyak karbon daripada hutan lain dan tidak tergantikan dalam hal mempertahankan keanekaragaman hayati," tulis Global Forest Watch yang dikutip Bloomberg pada Jumat (26/4/2019).
Hilangnya lahan hutan hujan primer terbesar tahun lalu terlihat di Brasil, di mana sekitar 1,35 juta hektar menghilang, diikuti oleh Republik Demokratik Kongo (eks-Zaire), Indonesia, Kolombia, dan Bolivia.
Menurut World Wildlife Fund (WWF), penggundulan hutan global didorong terutama dengan alasan kebutuhan lahan pertanian, pertambangan, pembangunan infrastruktur, dan kebakaran yang telah meningkat akibat pemanasan global.
Secara persentase, penurunan jumlah pohon terbesar terlihat di Madagaskar dan Pantai Gading, yang menunjukkan pergeseran di negara-negara dengan tingkat kehilangan terbesar, dibandingkan dengan 17 tahun yang lalu.
“Pada 2002, hanya dua negara — Brasil dan Indonesia — mewakili 71% dari hilangnya lahan hutan primer tropis,” kata Global Forest Watch.
Data terbaru menunjukkan bahwa batas kehilangan hutan primer mulai bergeser. Brasil dan Indonesia “hanya” menyumbang 46% dari kehilangan hutan hujan primer pada 2018, sementara di negara-negara seperti Kolombia, Pantai Gading, Ghana, dan RD Kongo, tingkat kehilangan meningkat pesat.
Total pengurangan jumlah pohon di daerah tropis tahun lalu berjumlah 12 juta hektare, yang merupakan kehilangan tahunan tertinggi keempat sejak 2001.
Di sisi lain, Indonesia menunjukkan pengurangan lahan hutan ke level terendah sejak 2003. “Melanjutkan penurunan harapan yang dimulai pada 2017, Indonesia telah berupaya melestarikan petak luas lahan gambut, atau tanah organik kaya karbon," kata Global Forest Watch.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bloomberg
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Kamis 25 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Menkes Budi Ubah Paradigma Perencanaan Kesehatan
- Ini Besaran Honor PPK Pilkada Serentak 2024
- Kabar Duka: Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
- Jenazah Pendiri Mustika RatuMooryati Soedibyo Akan Dimakamkan di Bogor Rabu Siang
- BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Dilanda Hujan Hari Ini
- Sirekap Bakal Digunakan pada Pilkada Serentak 2024
- Prabowo Ingin Membangun Koalisi Kuat
Advertisement
Advertisement