Advertisement

Lihat Gambar, Penyandang Tuna Grahita Lebih Mudah Coblos Presiden

Newswire
Kamis, 04 April 2019 - 16:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Lihat Gambar, Penyandang Tuna Grahita Lebih Mudah Coblos Presiden Warga mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS). - Bisnis/Rachman

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Penyandang tuna grahita akan lebih mudah memilih presiden dibandingkan memilih anggota legislatif pada pemilihan umum 2019. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah Ikatan Sindroma Down Indonesia (ISDI) Dewi Wardani Suratika. 

"Kalau surat suara untuk memilih presiden kan langsung gambar, sedangkan untuk calon legislatif isinya gambar partai dan nama-nama calon legislatif," kata Dewi saat ditemui di ISDI, Jakarta pada Kamis (4/4/2019).

Advertisement

Tak hanya itu, pemilihan umum serentak 2019 yang menyediakan lima kertas suara untuk memilih presiden, anggota DPR, DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten/kota dan DPD juga dirasa akan menyulitkan para difabel.

Sampai saat ini , ISDI belum pernah dilibatkan untuk mengikuti sosialisasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), sehingga sosialisasi diberikan langsung oleh guru-guru di ISDI.

"Biasanya seminggu sebelum pemilu kita akan beri tahu mereka tentang pemilu, tapi rata-rata mereka sudah mengerti karena sudah pernah ikut pemilu," kata Dewi.

Kampanye-kampanye di televisi dan media sosial dirasa tidak dapat mempengaruhi pilihan para difabel, menurut Dewi para difabel cenderung memilih tokoh-tokoh yang familiar bagi mereka. Orang tua juga menjadi salah satu faktor penentu terhadap pilihan mereka.

Para tuna grahita biasanya akan mengikuti pemilu di Tempat Pemilihan Suara (TPS) di sekitar rumah mereka.

Saat ini ISDI memiliki 25 murid tuna grahita yang usianya di atas 17 tahun, rata-rata siswa di sana sudah mengikuti pemilu sebelumnya. Dia pun berharap ada sosialisasi dan simulasi langsung bagi para tuna grahita, agar mereka tidak kebingungan saat berada di bilik suara.

"Mengajarkan cara mencoblos mereka perlu dengan contoh yang nyata, kalau cuma dijelaskan dengan kata-kata mereka tidak bisa membayangkannya," kata dia.

Menurut Dewi setidaknya sebulan sebelum pemilu sudah ada simulasi untuk para tuna grahita. "Sebenarnya mereka sangat mandiri kalau sudah biasa, mereka bisa mencoblos dengan baik, dan mereka bisa menentukan pilihan mereka sendiri," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Catat! Tarif Parkir Kendaraan Bermotor di Lokasi Wisata Wilayah Bantul

Bantul
| Sabtu, 20 April 2024, 12:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement