Advertisement
Amerika Serikat Perintahkan Boeing Modifikasi 737 Max 8
Petugas memeriksa kondisi pesawat terbang jenis Boeing 737 milik maskapai penerbangan Lion Air sebelum terbang di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (31/10/2018). - ANTARA/Aji Styawan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat (AS) atau Federal Aviation Administration (FAA) memerintahkan Boeing memodifikasi pesawat tipe 737 Max 8 setelah jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines.
Perintah itu diberika setelah badan keselamatan penerbangan AS tersebut menilai kecelakaan Ethiopian Airlines telah menimbulkan pertanyaan besar bagi dunia penerbangan. Keamanan pesawat Boeing kian menjadi sorotan.
Advertisement
"Mandat perubahan desain ini setidaknya selesai selambat-lambatnya April," menurut keterangan FAA sebagaimana dikutip CNN.com, Selasa (12/3).
Sebelumnya, FAA menyebut bakal mengambil keputusan setelah berhasil mengidentifikasi masalah keamanan dan keselamatan pada Boeing 737 Max 8. FAA menyatakan akan terus menilai dan mengawasi kinerja keselamatan pesawat komersial AS.
Pesawat jenis ini telah merenggut ratusan nyawa dalam kurun waktu lima bulan terakhir. Pada Oktober 2018 lalu, pesawat ini--dengan nama penerbangan Lion Air JT610--jatuh di Laut Jawa sebelah utara Karawang, Jawa Barat. Kejadian itu menewaskan 189 penumpang beserta awak pesawat.
Teranyar, jatuhnya Ethiopian Airlines ET302 saat baru lepas landas dari Addis Ababa pada Minggu (10/3) menewaskan 157 penumpang dan awak kapal.
Posisi Strategis Boeing
Jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines serta respons-respons negatif yang berdatangan tak serta merta membuat maskapai AS meninggalkan Boeing.
American Airlines, misalnya, berencana melanjutkan operasi penerbangan belasan pesawat Boeing 737 Max 8 sesuai jadwal.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Southwest Airlines. "Kami tetap yakin dengan keselamatan dan kelaikan armada kami yang menggunakan Boeing," ujar Juru Bicara Southwest Airlines yang mengoperasikan Boeing 34.747 Max 8.
Kondisi sedemikian rupa membuat pelarangan terbang 747 Max 8 menjadi kemunduran besar bagi Boeing. Pesawat ini adalah penyokong keuntungan utama.
Dampak ekonomi pun akan kian besar karena Boeing mempekerjaan lebih dari 150.000 orang di AS.
Tahun ini, Boeing berencana untuk meningkatkan produksi 737 Max dari yang semula hanya memproduksi 52 pesawat dalam setiap bulan menjadi 57 pesawat.
"Boeing itu strategis, ini alat perdagangan," kata analis AirInsight, Michel Merluzeau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BBWSSO Bangun Pemecah Ombak Pantai Congot Kulonprogo Senilai Rp93 M
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Rp669 Miliar Dibongkar Bareskrim
- Polres Bantul Terjunkan 345 Personel Amankan Nataru 2025-2026
- Film Esok Tanpa Ibu Manfaatkan AI untuk Promosi Hari Ibu
- Pemda DIY Salurkan 2,4 Ton Beras untuk Mahasiswa Terdampak Bencana
- Program MBG Libatkan 40.000 UMKM sebagai Pemasok Bahan Baku
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Megawati Nilai Perunggu SEA Games 2025 Hasil Maksimal Timnas Voli
Advertisement
Advertisement




